REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama lembaga perlindungan anak PBB, Unicef dan Kementerian Sosial telah menggelar pelatihan materi penguatan kapabilitas anak. Menurut UU No 35 Tahun 2014 yang dimaksud dalam kategori anak yang memerlukan perlindungan adalah mereka yang berumur 0 hingga 18 tahun.
Astrid Gonzaga Dionisio, selaku Child Protection Specialist Unicef dalam sambutan tertulisnya menyatakan, pengembangan materi ini merupakan eksperimen, yang menggabungkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa kesejahteraan sosial bersama mahasiswa komunikasi yang memiliki ketrampilan terkait komunikasi dan desain graphis.
"Pesan-pesan kunci yang disampaikan melalui media kreatif dari perspektif anak untuk anak diharapkan akan meningkatkan kesadaran anak dan memperkuat perilaku positif anak dengan tujuan penguatan resiliensi anak termasuk dalam situasi darurat," katanya.
Kaprodi Ilkom Fisip UMJ Dr. Fal. Harmonis dalm acara tersebut juga menyampaikan pentingnya etika komunikasi publik dari perspektif budaya. Komunikator harus memahami betul cara berkomunikasi yg etis dengan cara memahami artian yang sesungguhnya apa yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh, tidak menghargai ataupun melecehkan mitra komunikasi.
Dalam konteks budaya anak yang bermasalah, peneliti yang melakukan komunikasi dengan anak-anak perlu mendapatkan informasi apa yang melatar belakangi persoalan mereka dari sisi komunikasi sehingga dapat dicarikan solusinya agar mereka menjadi kuat dan keluar dari masalah yg dihadapi.
Pelatihan yang berlangsung 22 hingga 26 Mei 2019 tersebut diikuti 50 orang mahasiswa UMJ . Mereka terdiri dari 30 mahasiswa dari Prodi Kesos dan 20 orang mahasiswa dari Prodi Ilmu Komunikasi, serta 10 orang dosen pembimbing.
Pembicara dalam pelatihan tersebut adalah Kanya Eka Santi, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Ibu Astrid Gonzaga Dionisio, Child Protection Specialist Unicef, Puti Chairida Anwar, Kasubdit Pelayanan Sosial Anak Balita Kemensos, Maria Sri Iswari dari FISIP UMJ, serta pembicara lain dari Tim Kemensos.
Tim Unicef berharap pelibatan mahasiswa FISIP UMJ dalam pembuatan materi penguatan kapabilitas anak dapat memberikan perspektif berbeda dari sudut pandang anak-anak.
Workshop selama lima hari ini diawali dengan pemberian materi pengayaan tentang perlindungan anak dan kapabilitas anak selama dua hari. Hari ketiga mahasiswa melakukan riset untuk mendapatkan insight langsung dari lapangan dengan berkunjung ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani dan Yayasan Balarenik.
Setelah melakukan riset di lapangan, di hari keempat mahasiswa melakukan brainstorming dan membuat ide dan konsep kreatif. Di hari kempat pula materi kampanye dipresentasikan semua kelompok.
Antusiasme mahasiswa terlihat dari hasil konsep materi kampanye yang sangat kreatif, mulai dari short movie, video animasi, stop motion, poster, board game, hingga video klip lagu.
Pelatihan ditutup pada hari kelima, dan kerja sama ini terus berlanjut hingga September nanti, hingga semua materi yang dihasilkan oleh mahasiswa selesai diproduksi.
Hasil riset menunjukkan masih banyak anak-anak yang memelukan bantuan perlindungan dan penguatan kapabilitas karena berbagai masalah sosial. Diantaranya anak yang berhadapan dengan hukum, anak terlantar, anak jalanan, anak yang mengalami eksploitasi seksual, anak yang menikah di usia dini, serta anak yang mengalami bullying.
Hasil materi rencananya akan dijadikan pilot project Unicef untuk didstribusikan sebagai media penguatan perlindungan anak di seluruh Indonesia.