REPUBLIKA.CO.ID, Sejak mula, Indonesia dibangun dan dibesarkan di atas prinsip-prinsip agama. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dinyatakan sebagai sebuah sikap keberagamaan masyarakat Indonesia. Tingginya keberagamaan di Indonesia merupakan wujud bahwa agama merupakan nafas kehidupan masyarakatnya.
Sebagai sebuah ajaran hidup, agama memang berlaku pula sebagai kontrol diri terhadap persoalan etis. Idealnya, kontrol agama itulah yang selalu menuntunnya dalam setiap cara berpikir, bersikap dan berperilaku. Paling tidak, inilah cara pandang yang selama ini bisa dipahami. Fungsinya sebagai kontrol berlaku juga pada Islam.
Namun, saat kejahatan kemanusiaan dan kriminalitas terjadi terus-menerus fungsi agama pada individu atau kelompok seakan absen. Saat ini, kita diperlihatkan dengan banyaknya kasus-kasus kejahatan kemanusiaan luar biasa seperti korupsi, misalnya. Ini jelas bahwa fungsi agama sebagai kontrol tidak dihidupkan. Seakan, Indonesia kekurangan figur beragama yang mengedepankan etika atau moral sebagai tuntunannya. Dalam konteks Islam perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam bisa disebut pula dengan perilaku Islami.
Fakultas Agama Islam (FAI) UMJ berpengalaman dalam mencetak insan-insan berkarakter Islami tersebut. “FAI melahirkan lulusan yang berkompeten di bidangnya, profesional dan Islami”, tegas Drs. Fakhrurazi Reno Sutan, MA., Wakil Dekan III FAI UMJ.
Untuk terus mengupayakan cita-cita tersebut FAI UMJ melakukan beberapa langkah strategis. Pertama, melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran. Untuk memudahkan proses belajar mengajar FAI UMJ telah melengkapi seluruh kelas dengan laptop dan display LCD. Kedua, menyelenggarakan pelatihan bagi dosen dalam mengembangkan keterampilan pengajaran.
Ketiga, memfasilitasi sarana-prasarana untuk pengembangan bakat dan minat mahasiswa. FAI UMJ telah memiliki studio TV sendiri yaitu FAI TV dan laboratorium bahasa untuk menunjang kemampuan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Mahasiswa juga distimulasi untuk aktif menulis di beberapa media lokal maupun nasional. Sejauh ini, FAI UMJ telah mengumpulkan karya tulis mahasiswa-mahasiswanya ke dalam arsip dalam bundel yang cukup banyak.
Keempat, setiap undangan kegiatan kemahasiswaan yang datang dari instansi manapun, pimpinan FAI UMJ berkomitmen untuk mewajibkan keikutsertaannya.
Meski demikian, FAI UMJ tidak hanya berkecimpung di dalam kampus saja. FAI UMJ juga aktif terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Saat ini FAI UMJ telah mendirikan sebuah SMP berbasis pesantren di daerah Jampang, Parung, Bogor. Di daerah itu juga, belum lama ini, FAI UMJ mengadakan penyuluhan agama.
Penyuluhan dilangsungkan bertepatan dengan momen Maulid Nabi Muhammad yang biasa digelar di wilayah tersebut. Penyuluhan yang dihadirioleh sekitar 200 warga tersebut mengangkat tema “Penguatan nilai-nilai religious dalam masyarakat yang mengacu pada perikehidupan Rasulullah”. Para mahasiswa FAI UMJ didaulat sebagai pemateri didampingi Wakl Dekan III Bidang Kemahasiswaan Drs. Fakhrurazi Reno Sutan, MA.
Kompetensi civitas akademika FAI UMJ teruji dan terbukti dengan raihan prestasi di beberapa kompetisi local, regional, nasional sampai tingkat ASEAN. Beberapa prestasi belakangan ini antara lain: Juara II dan III MTQ antar perguruan tinggi se-ASEAN 2011, Juara II lomba debat Hukum Keluarga Islam kategori perguruan tinggi sejabotabek 2011, Juara I Arabic Storytelling perguruan tinggi sejabotabek 2011, Pendatang Terbaik Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) regional Jabotabek 2010/ 2011 yang diselenggarakan Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FOSSEI) serta segudang prestasi lainnya.
Upaya membentuk pribadi-pribadi berkarakter Islami dan prestasi terus diupayakan sebagai komitmen FAI UMJ dalam menyongsong Indonesia yang lebih baik. (adv)