Ahad 09 Sep 2018 14:23 WIB

Sentuhan Adat Ternate pada Torch Relay Asian Para Games

Sejumlah prosesi adat ditampilkan sebagai rangkaian acara torch relay.

Red: Israr Itah
Menpora Imam Nahrawi saat ditambut Tari Soya Soya di halaman Kedaton Kesultanan Ternate, Ahad (9/9).
Foto: Dok Kemenpora
Menpora Imam Nahrawi saat ditambut Tari Soya Soya di halaman Kedaton Kesultanan Ternate, Ahad (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Torch relay (pawai obor) Asian Para Games 2018 tak melulu bicara olahraga dan prestasi. Aspek penting dari kegiatan menyambut pesta olahraga difabel se-Asia ini adalah kampanye tentang persamaan hak setiap warga negara. Penyandang disabilitas punya hak yang sama dengan warga masyarakat lainnya untuk menjalani aktivitas kehidupan, salah satunya berolahraga. Masyarakat diminta peduli kepada orang-orang difabel.

Sisi lainnya dari kegiata pawai obor tentunya budaya. Itu yang terlihat dalam acara yang berlangsung di Kedaton Kesultanan Ternate pada Ahad (9/9) pagi. Sejumlah prosesi adat ditampilkan sebagai rangkaian acara torch relay yang merupakan bagian dari perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas).

Baca Juga

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang menjadi 'bintang'-nya. Saat memasuki halaman Kedaton Kesultanan Ternate, Menpora disambut Tarian Soya-Soya. Tarian perang yang berasal dari daerah Kayoa, Maluku Utara ini dibawakan anak-anak lelaki yang berpakaian ala prajurit kesultanan pada zaman dahulu dan menggunakan perisai serta ngana-ngana sebagai perlengkapan menarinya. Walau muncul sebagai tarian perang, Tari Soya Soya ini ditampilkan di berbagai acara besar, salah satunya penyambutan tamu penting.

Setelah itu, Imam melewati ritual Joko Kaha (injak tanah pertama). Imam dipersilakan duduk di atas kursi oleh empat remaja putri berpakaian adat berwarna hijau. Setelah duduk, Imam mencopot alas kakinya dan kemudian menginjak tanah yang dibawa salah satu remaja putri. Setelah itu, Imam kemudian diantarkan menuju pendopo di bagian belakang Kedaton Kesultanan Ternate.