Selasa 11 Sep 2018 14:36 WIB

BRT Lebih Banyak Dimanfaatkan untuk Wisata

Banyak keluarga memanfaatkan BRT untuk rekreasi dari Purbalingga ke Purwokerto.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ratna Puspita
Bus rapid transit (BRT) Jawa Tengah.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Bus rapid transit (BRT) Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor I daerah Purwokerto rute Purwokerto-Purbalingga yang mulai dioperasikan Agustus 2018 ternyata lebih banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata. Hal ini berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Perhubungan Purbalingga, Imam Wahyudi.

Saat melakukan peninjauan pengoperasian BRT, Imam sempat bertanya pada beberapa penumpang yang memanfaatkan jasa angkutan tersebut. “Sebagian besar penumpang, ternyata menumpang BRT karena ingin jalan-jalan dan merasakan sensasi kenyamanan BRT,” kata dia, Senin (10/9).

Karena itu, dia mengatakan, lonjakan penumpang justru terjadi setiap akhir pekan, baik Ahad atau hari libur nasional. “Banyak keluarga memanfaatkan BRT untuk rekreasi dari Purbalingga ke Purwokerto,” kata dia.

Salah seorang pramujasa BRT, Syaifullah Ibnu Fadh, membenarkan keberadaan BRT Koridor 1 Purwokerto-Purbalingga sejauh ini, memang lebih banyak dimanfaatkan warga untuk berrekreasi. Hal ini bisa dibuktikan dari data pendapatan per hari.

“Pada hari biasa, penjualan tiket per hari rata-rata hanya Rp 6 juta. Namun, pada hari Minggu dan hari libur, bisa melonjak hingga Rp 16 juta,” kata dia.

Kenyamanan BRT

Dia mengatakan Pemkab Purbalingga akan terus berupaya meningkatkan kenyamanan BRT. Antara lain, posisi halte yang terlalu tinggi akan diratakan, serta penambahan halte dan rambu.

Imam menyatakan, Pemkab Purbalingga juga akan menambah dua unit halte lagi yang rencananya akan ditempatkan di sekitar Taman Usman Janathin. “Hal itu dilakukan atas usulan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Purbalingga, sehingga pelajar yang ingin memanfaatkan BRT tidak berjalan terlalu jauh,” kata dia.

Imam Wahyudi menambahkan, hingga saat ini, ada 14 armanda BRT yang melayani rute koridor 1. BRT yang dikelola oleh konsorsium Koperasi Angkutan Kota (Kopata) Purbalingga dam Kota Purwokerto tersebut menetapkan tarif sebesar Rp 4 ribu untuk masyarakat umum dan Rp 2 ribu untuk pelajar/karyawan.

Dia juga menyatakan, jika pembangunan Bandara Jenderal Soedirman selesai pada 2019 maka akan ada penambahan jalur. Jalur baru tersebut dengan menghubungkan antara Bukateja ke Bandara di Desa Wirasaba dan jalan raya di Desa Tidu Kecamatan Bukateja. “Penambahan rute ini untuk mempermudah jalur transportasi dari Purwokerto ke Bandara dan sebaliknya,” kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement