REPUBLIKA.CO.ID, MARTAPURA -- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang tercatat sejak Januari hingga pekan kedua September 2018 mencapai 364,8 hektare. Angka itu pun diperkirakan akan terus bertambah.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Banjar, I Nyoman Yudiana di Martapura, Selasa (11/9) mengatakan, ratusan hektare lahan yang terbakar tersebar di beberapa kecamatan yang terdapat hutan dan lahan kosong. "Data terakhir dari rekapitulasi luas lahan terbakar sejak 1 Januari hingga 11 September mencapai 364,8 hektare dari total keseluruhan luas lahan terbakar di Kalsel 1.801,48 hektare," ujarnya.
Ia mengatakan, luasan hutan maupun lahan terbakar di Kabupaten Banjar dari 13 kabupaten dan kota seluruh Kalsel menempati urutan kedua setelah Kota Banjarbaru seluas 437,83 hektare. Dia menjelaskan, sesuai laporan harian siaga darurat Karhutla 2018, prakiraan tingkat kemudahan terbakar kawasan hutan dan lahan di seluruh Kalsel masuk kategori sangat mudah terbakar.
"Kategori sangat mudah terbakar itu termasuk di Kabupaten Banjar sehingga kami selalu siaga karena kebakaran dan titik api setiap hari hampir selalu ada di sejumlah kawasan," ujarnya.
Menurut Asisten II Setdakab Banjar itu, pihaknya menyiapkan Posko terpadu penanganan Karhutla dengan personel siaga 24 jam yang siap mengatasi setiap Karhutla kosong. Posisi posko yakni posko induk yang berada di Kantor BPBD Jalan Indrasari Kecamatan Martapura Kota. Tiga posko lainnya ada di Kecamatan Martapura Barat, Sungai Tabuk dan Beruntung Baru.
"Jumlah personel yang selalu siaga di posko mencapai 10 orang terdiri dari pegawai BPBD, dibantu personel TNI dan Polri serta anggota Linmas," ujarnya.
Dia menambahkan, peralatan pemadaman Karhutla yang dimiliki masing-masing tiga unit mobil tangki dan mobil pick tandon, mesin alkon dan selang ditambah empat unit motor trail. "Seluruh peralatan pemadaman itu dalam kondisi siap dan ditempatkan di posko. Sehingga jika terjadi Karhutla bisa digunakan untuk memadamkan api," kata Nyoman.