Rabu 12 Sep 2018 16:09 WIB

KPU Sebut Data Pemilih Ganda dalam DPT Tinggal 6,3 Juta

Koalisi Prabowo-Sandiaga menemukan sekitar 25 juta data pemilih ganda.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ratna Puspita
Komisioner KPU, Viryan, menunjukkan laman www.infopemilu.kpu.go.id yang sudah mulai bisa diakses pada Sabtu (7/7). Laman tersebut sempat tidak bisa beroperasi akibat peretasan yang menyasar fitur 'hitung cepat' hasil pemungutan suara Pilkada Serentak 2018 .
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Komisioner KPU, Viryan, menunjukkan laman www.infopemilu.kpu.go.id yang sudah mulai bisa diakses pada Sabtu (7/7). Laman tersebut sempat tidak bisa beroperasi akibat peretasan yang menyasar fitur 'hitung cepat' hasil pemungutan suara Pilkada Serentak 2018 .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan mengatakan data pemilih ganda dalam daftar pemilih tetap (DPT) tersisa 6,3 juta. Jumlah ini menyusut drastis dari sebelumnya ditemukan 25 juta data pemilih ganda dalam DPT. 

Viryan mengatakan sisa 6,3 juta data ganda ditemukan berdasarkan penyisiran menggunakan empat elemen, yakni nama, NIK, tanggal lahir, dan tempat lahir. Jumlah elemen penyisiran ini berbeda dengan 25 juta data yang ditemukan sebelumnya oleh parpol koalisi pengusung pasangan bakal capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dengan adanya temuan ini, Viryan mengatakan, KPU yakin data pemilih ganda tidak mencapai sebanyak 25 juta sebagaimana temuan koalisi Prabowo-Sandiaga. KPU yakin nantinya jumlah data pemilih ganda di bawah 6,3 juta. 

"Sejak awal kami berpendapat tidak yakin dengan angka 25 juta itu,” kata dia ” kata Viryan kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/9).