Jumat 14 Sep 2018 22:28 WIB

Dirut BRISyariah Raih Gelar Doktor di Usia 61

Moch Hadi Santoso menjadi doktor bidang keuangan tercepat di kelasnya.

Rep: Irwan Kelana/ Red: Karta Raharja Ucu
Direktur Utama Bank BRISyariah, Moch Hadi Santoso
Foto: Irwan Kelana/ Republika
Direktur Utama Bank BRISyariah, Moch Hadi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank BRISyariah, Moch Hadi Santoso genap berusia 61 tahun, hari ini. Ulang tahun tersebut dirayakan secara sederhana di kantor pusat Bank BRISyariah, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (14/9) pagi. Acara tersebut dihadiri istri Hadi Santoso, Hari Trimurni Adiningsih; istri para direktur BRISyariah; dan karyawan.

Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, 14 September 1957 itu mengaku bersyukur karena Allah masih memberinya umur hingga sejauh ini. “Alhamdulillah, Allah izinkan saya mencapai usia 61 tahun saat ini dan insya Allah masih ada beberapa tahun ke depan. Di samping itu, syukur yang lain adalah pada usia 61 tahun ini saya berhasil menyelesaikan pendidikan doktor bidang ekonomi di IPB,” kata Moch Hadi Santoso kepada Republika.co.id, Jumat (14/9).

Disertasinya mengenai ekonomi syariah. Ia dinyatakan lulus dalam ujian sidang tertutup pada 8 September 2018. Adapun ujian sidang terbuka akan digelar pada 17 Oktober 2018. Dengan demikian, ia berhak menyandang gelar sebagai doktor di bidang finance.

“Alhamdulillah, saya menjadi doktor tercepat di kelas saya. Saya masuk S3 IPB bulan November 2015, dan lulus bulan September 2018. Tepatnya, tiga tahun kurang dua bulan,” tutur anak keempat dari 10 bersaudara dari orang tua seorang polisi (ayah) dan ibu yang tidak tamat SD, tetapi sangat dia kagumi dan banggakan.

Ayah tiga anak -Miharto Hadimiharjo (S2 Bisnis Malaysia), Fino Nurcahyo Nugroho (S2 Bisnis Inggris) dan Nadia Kartika Rahmawati (S1 UNJ)– mengaku tak terlalu kerepotan kuliah S3, di tengah kesibukannya menjadi direktur utama salah satu bank syariah terbesar di Indonesia. “Saya terbiasa kuliah sambil bekerja,” kata lelaki yang hobi masak itu.

Saat menempuh pendidikan S1 di UPN Jogjakarta (1976-1983), Hadi pernah bekerja sebagai doorman di Hotel Ambarukmo. Pekerjaan itu dilakoninya selama setahun, sebelum kemudian ia beralih ke pekerjaan lain.

Ketika mengambil program S2 UI (bidang perbankan, 1996-1999), Hadi  bekerja sebagai karyawan di BRI. “Kuliah malam hari, pukjul 17-23. Yang berat itu, banyak pekerjaan rumah (PR),” ungkapnya.

Karena itu, kata Hadi, ia bisa melaksanakan kuliah S3 di IPB, meski menjabat sebagai orang nomor satu di BRISyariah. “Ada dua alasan mengapa saya memutuskan kuliah S3 bidang keuangan di IPB,” ujarnya.

Pertama, memberikan dorongan semangat kepada anak-anaknya untuk menempuh kuliah setinggi mungkin. Tidak hanya S1, tapi juga S2 hingga S3.

“Selain itu, saya juga punya alasan lain. Saya ingin mengabdikan diri saya sebagai dosen, terutama saat sudah pensiun nanti. Saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman saya kepada orang lain melalui kegiatan  mengajar,” ucap Moch Hadi Santoso.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement