Senin 17 Sep 2018 16:40 WIB

Neraca Dagang Defisit Lagi, Luhut: Kita Semua Harus Sabar

Luhut menilai kondisi neraca dagang sudah mulai membaik.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Luhut Binsar Panjaitan
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Luhut Binsar Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan adanya defisit neraca dagang pada Agustus 2018 sebesar 1,02 miliar dolar AS. Salah satu defisit perdagangan yakni berasal dari sektor minyak dan gas (migas).

Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menilai, defisit neraca perdagangan tersebut membaik dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kalau kita lihat dari angkanya, overall total sebenarnya lebih baik sekarang," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin, (17/9).

Terkait defisit perdagangan migas, kata dia, sebenarnya pun lebih baik dibandingkan sebelumnya. Meski sebenarnya, pemerintah berharapkan akan ada surplus.

"Memang kita harapkan surplus tapi ternyata masih minus sedikit, tapi sebenarnya membaik," ujar Luhut.

Baca juga, Neraca Perdagangan Indonesia Defisit 1,02 Miliar Dolar AS.

Lebih lanjut menurutnya, efek dari berbagai kebijakan pemerintah untuk menurunkan defisit perdagangan sudah mulai terlihat.

Beberapa cara pemerintah, kata dia, di antaranya dengan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), biodiesel, pariwisata, program B20, serta beragan insentif lain yang tengah dikerjakan. "Jadi kita semua harus sabarlah," katanya

"Sekarang kita kelihatannya berhasil memitigasi itu. Jadi bagaimana kredibilitas dari Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) melakukan. PR-nya antara fiskal dengan moneter, saya kira dikelola sangat bagus," jelas Luhut menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement