REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko meminta kepada semua pihak untuk jangan terburu-buru membawa ke perasaan (baper) atau mempolitisasi pertemuan antara dirinya dengan co-founder Media Hong Kong, Asia Sentinel, Lin Neumann. Moeldoko meminta jangan ada yang terburu-buru mengkaitkan pertemuan tersebut dengan pergerakan politik.
"Bahwa saya di situ ada Asia Sentinel, ada Co-foundernya Asia Sentinel, saya juga enggak ngerti, jadi jangan buru-buru baper, menduga begitu kan, dilihat dulu latar belakangnya seperti apa, menduga-menduga bagaimana. Kalau saya sebagai orang yang akan mengendalikan operasi intelijen kan, itu kira-kira kan operasi intelijen bodoh banget saya terbuka begitu," katanya.
Sebagai mantan Panglima TNI, ia mengaku paham agar operasi intelijen tidak tampak atau klandestin. Moeldoko pun menegaskan pertemuannya dengan American Chamber termasuk dengan Co-founder Media Hong Kong, Asia Sentinel, Lin Neumann tidak ada kaitannya dengan pergerakan politik maupun intervensi pemberitaan Asia Sentinel. Oleh karena itu, Moeldoko mengimbau agar tidak ada prasangka buruk, yang turut pula dikaitkan dengan pergerakan politik.
"Jadi enggak ada kaitannya, enggak ada 'move' politik apapun, itu hanya kepentingan KSP untuk bisa memberikan kejelasan kepada investor, para pengusaha luar yang sudah menanamkan uangnya di dalam negeri, dan kita ingin menarik investasi lain yang ingin tahu situasi negara," jelasnya.
Moeldoko mengatakan dirinya dan Lin Neumann saling tidak mengenal atau mengerti satu sama lain sebelumnya. "Saya ketemunya juga di situ, saya hanya sebagai undangan¿ penyampai materi. Itu, jadi konteknya itu, jangan nanti diubah-ubah konteknya, wah istana ada di belakang, istana mana lagi itu, enggak ada kaitanya dengan istana, enggak ada kaitannya dengan KSP, saya hanya diundang. Enggak ada yang lain," ujarnya.
Moeldoko mengaku sama sekali tidak tahu jika Lin Neumann yang menjabat sebagai Ketua American Chamber juga merupakan Co-founder Asia Sentinel. "Oh ketua ya saya juga enggak ngerti dia punya Sentinel," ucapnya.
Ia menegaskan pada kesempatan pertemuan itu tidak ada komunikasi secara khusus dengan Neumann terlebih pertemuan itu berlangsung sangat singkat sekitar 45 menit. Moeldoko sekaligus membantah dalam pertemuan itu ada pembahasan mengenai hal lain, termasuk kasus Bank Century.
"Enggak saya sendiri Bank Century belum lahir kali, belum tahu ceritanya, belum tahu 'background'-nya, apalagi punya sentimen yang mengarah ke sana, enggaklah, dan waktu itu saya juga masih Panglima TNI yah, jadi saya kurang paham Century itu, jadi enggak adalah upaya-upaya untuk yang di balik itu semuanya," tuturnya.
Moeldoko menyatakan tuduhan Istana terlibat dalam pemberitaan di Asia Sentinel terkait SBY merupakan tuduhan yang tidak masuk akal. "Itu kan tuduhan yang enggak masuk akal, masa saya tentara, Mantan Panglina TNI melakukan sesuatu yang bodoh begitu, kan enggak mungkin kalau saya melakukan sesuatu enggak perlu foto-foto dong, ngapain. Saya berdua saja sama Bapak itu ngomong sesuatu," katanya.
Oleh karena itu ia mengimbau kepada semua kalangan untuk bisa menganalisis situasi dengan baik. "Imbauannya adalah jangan baperlah, jangan bawa perasaan, nanti bisa salah menganalisis situasi, biasa aja kali," ucapnya.