REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maria memutuskan bertunangan dengan pria asal Pakistan. Namun, bukan karena pria itu ia memeluk Islam. Ia benar-benar tertarik pada agama rahmatan lil alamin ini.
Buktinya, ia justru mantap untuk menjadi Muslimah setelah tunangannya meninggal. “Ketika dia mengunjungi saya di Arizona, dia tewas dalam kecelakaan.”
Sebelum mengenal pria itu, Maria adalah seorang atheis. Ia sangat tak percaya akan eksistensi Tuhan. Agama merupakan hal asing. Keimanan pun sangat jauh dari hatinya. Seperti halnya Maria, orang tuanya pun berpaham atheis. Dengan paham tersebut, mereka membesarkan Maria.
“Saya dibesarkan dengan apa yang orang tua saya ajarkan. Saya benar-benar tidak percaya pada agama apapun itu,” tutur Maria dalam acara “They Chose Islam” di salah satu saluran televisi Aljazair.
Orang tua Maria berasal dari Afrika Selatan yang kemudian bermigrasi ke Boulder, Colorado, AS. Maria lahir dan dibesarkan di Colorado. Setiap kali membicarakan agama, keluarga Maria selalu memandangnya negatif. Tak heran jika Maria tumbuh besar dengan sikap antiagama.
“Sebelumnya, saya benar-benar melihat agama bukanlah hal yang baik. Saya pikir agama adalah sesuatu yang menyebabkan banyak masalah, seperti perang di dunia dan sebagainya,” ujarnya.
Pandangan negatif Maria pada agama berubah sudah setelah ia mengenal seorang pria asal Pakistan yang beragama Islam. Mereka lalu bertunangan. “Ia seorang yang baik hati. Mungkin karena seorang Muslim, ia benar-benar baik hati,” kenang Maria.