Jumat 21 Sep 2018 13:48 WIB

Sejarah Panjang Peradaban Islam di India

Peradaban Islam telah memberikan kontribusi besar bagi negara India.

Muslim India
Foto: Reuters
Muslim India

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Islam memang bukan agama mayoritas di India. Meski demikian, Islam telah hadir di negeri Hindustan itu sejak ribuan tahun silam dan telah memberikan kontribusi sangat besar bagi negara ini.

Saat ini, seperti dilansir onislam.net, Islam merupakan agama terbesar kedua di India setelah Hindu. Data menunjukkan, kaum Muslimin di India mencapai 175 juta jiwa atau 14,5 persen dari total populasi negeri di Asia Selatan itu. Angka itu menjadikan India sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar ketika di dunia setelah Indonesia dan Pakistan.

Keberadaan Islam di India telah melewati rentang sejarah yang sangat panjang. Ada banyak versi tentang masuknya Islam ke India. Menurut salah satu versi, Islam pertama kali tiba di India pada abad ke-7 M.

Adalah Malik Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah SAW yang kali pertama menyebarkan ajaran Islam di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan kaki di Kodungallur, Kerala.

Konon, dari wilayah itulah Islam menyebar ke seantero India. Malik lalu membangun masjid pertama di daratan India, yakni di wilayah Kerala. Masjid pertama yang dibangun kaum Muslimin itu berbentuk mirip candi, tempat ibadah umat Hindu. Diyakini, masjid itu dibangun pada 629 M.

Dalam versi lain, masjid pertama di India itu dibangun oleh Cheraman Perumal Bhaskara Ravi Varma, seorang Muslim berdarah India. Sesuai dengan nama orang yang membangun, masjid di Kerala tersebut diberi nama Masjid Cheraman Juma.

Sejumlah catatan sejarah menyebut, masuknya Islam di India dibawa oleh para pedagang Arab. Dari tanah Arab, mereka berlayar ke pantai barat India untuk berdagang. Berbagai macam barang mereka perdagangkan, mulai dari rempah-rempah, emas, sampai aneka barang dari Afrika.

Sembari berdagang, mereka juga menyebarkan agama Allah SWT ini di wilayah pesisir yang dekat dengan daerah perdagangan mereka. Melalui aktivitas perdagangan antara para saudagar Muslim Arab dan India, Islam terus menyebar di pesisir dan kota-kota di India.

Selain kontribusi para pedagang Muslim dari Arab, penyebaran Islam di India juga ditopang oleh ekspansi yang dilakukan kaum Muslimin pada masa kekhalifahan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement