REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajal menjadi sesuatu yang pasti bagi makhluk Allah di muka bumi. Jadwal kematian manusia sudah ditetapkan ketika masih berada di dalam kandungan, ketika roh ditiupkan oleh malaikat.
Seberapa kuat pun perlindungan yang manusia buat, dia akan mati tatkala malaikat maut dijadwalkan datang untuk menjemput. Dalam kondisi ini, roh pun harus berpisah dengan jasad.
Kemana sebenarnya keberadaan roh setelah mati hingga kiamat datang? Pertanyaan mengenai roh sebenarnya sudah ada pada zaman Rasulullah dan para sahabat. Allah SWT pun memerintahkan rasul-Nya untuk menjawab. Roh itu adalah urusan Rabb-ku. (QS al-Israa: 85).
Dari kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat, cukup banyak fenomena kehidupan rohani. Dalam arti, suatu alam tersendiri yang berbeda dengan kehidupan alam nyata ini. Tapi, masih banyak masalah yang tersamar, sementara banyak orang mendapatkan penjelasan. Syekh Ibnu Qayyim al Jauziy dalam kitabnya, Roh, hendak mengangkat fenomena ini.
Dalam pembahasan tentang bab tersebut, Ibnu Qayyim memulai dengan pertanyaan, apakah roh itu berada di langit atau di bumi? Apakah roh berada di surga atau neraka? Apakah ia dititip kan di badan yang bukan badannya yang dulu ditempati, lalu dia disiksa atau diberi kenikmatan di dalam badan itu? Ataukah, roh berdiri sendiri dalam artian terlepas dari badan.
Ibnu Qayyim menjelaskan, Nabi SAW mengabarkan bahwa roh-roh itu layaknya pasukan yang dikerahkan. Selagi roh-roh itu saling mengenal maka ia bersatu. Selagi roh-roh itu saling mengingkari, dia akan berselisih.
Allah SWT juga mengambil janji dan kesaksiannya tentang Rububiyah dengan keberadaan- nya sebagai makhluk yang dibentuk dan mempunyai akal. Sebelum Allah memerintahkan para malaikat bersujud kepada Adam dan sebelum memasukkan roh itu ke badan.
Badan pada saat itu berupa tanah dan air. Mereka lalu ditempatkan Allah menurut kehendak-Nya, yaitu di Barzakh yang juga menjadi tempat kembalinya setelah meninggal.
Allah Taala kemudian membangkitkan sekumpulan demi sekumpulan roh. Mereka ditiupkan ke dalam badan yang bermula dari mani. Hingga Ibnu Hazm berkata, Jadi benar bahwa roh-roh itu merupakan badan yang membawa tujuan-tujuannya untuk saling mengenal atau saling mengingkari.
Mereka menyadari telah diistimewakan. Allah pun menguji mereka di dunia menurut kehendak-Nya, lalu mematikannya. Mereka kembali ke alam barzakh, seperti yang dilihat Rasulullah SAW pada malam Isra' Mikraj di langit dunia.
Di sana, roh orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan berada di sebelah kanan Adam dan roh orang-orang yang mendapatkan penderitaan berada di sebelah kiri Adam. Hal ini terjadi ketika terputus dari segala unsur. Sementara, roh para nabi dan syuhada langsung ditempatkan di surga.
Syekh Ibnu Qayyim al Jauziy menjelaskan, roh-roh itu berbeda tempatnya di alam Barzakh. Di antaranya, roh yang ada di Illiyin paling tinggi di Al Mala'ul-A'la, yaitu roh para Nabi.
Jika dipetakan, Ibnu Qayyim menegaskan, hadis dan atsar tentang masalah roh merupakan kebenaran. Sebagian membenarkan sebagian yang lain. Permasalahannya terletak pada pemahamannya dan mengetahui masalah jiwa dan hukum-hukumnya. Keadaan jiwa dan roh berbeda dengan keadaan badan.
Keberadaannya di surga dan di langit yang sampai ke serambi kubur. Badan berada di dalam kubur yang bergerak cepat, berpindah naik dan turun. Roh ini dibagi menjadi roh yang bebas, di tahan, tinggi, dan rendah.
Setelah berpisah dengan badan, roh itu bisa sehat dan sakit, bahagia dan menderita, merasakan kenikmatan dan siksaan lebih dari apa yang dirasakannya ketika masih berada di badan.
Ada penderitaan, siksaan, sakit, dan kerugian. Di sisi lain, ada kenikmatan, kebebasan, dan ketenteraman. Keadaannya di badan serupa dengan janin di perut ibu. Setelah roh itu keluar dari badan pun serupa dengan keadaan janin yang keluar dari perut ibu.
Ada pun, Ibnu Qayyim, membedakan keberadaan roh-roh selain para Nabi itu sebagai berikut.
Pertama, roh-roh yang berada di badan burung berwarna hijau yang berlalu lalang dan pergi di surga menurut kehendaknya. Ini adalah roh para syuhada. Tetapi, itu pun tidak berlaku bagi mereka semua.Di antara para suhada, ada roh yang tertahan, sehingga tidak bisa masuk surga. Mereka tertahan karena mempunyai utang atau sebab lainnya.
Kedua, roh yang tertahan di ambang pintu surga.
Ketiga, roh yang tertahan di kuburnya, seperti hadis tentang orang yang mencuri mantel, lalu dia mati syahid di peperangan. Orang-orang pada saat itu berkata, Selamat bagi dirinya yang mendapatkan surga.
Nabi SAW bersabda menimpali, Demi yang diriku di tangan-Nya, sesungguh-nya mantel yang dia ambil itu menyalakan api di dalam kuburnya.
Keempat, roh yang berada di pintu surga. Roh kategori ini seperti di sebutkan dalam hadis Ibnu Abbas, Para syuhada berada di atas aliran sungai di pintu surga dalam tenda berwarna hijau. Rezeki mereka keluar dari surga setiap pagi dan petang hari. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Kelima, roh yang tertahan di bumi. Roh ini tidak bisa naik ke Al-Mala'ul-A'la. Roh ini terhina dan terikat dengan bumi. Ibnu Qay yim menyebut, jiwa yang memiliki sifat bumi tidak akan bisa berkumpul dengan jiwa yang memiliki sifat langit, sebagaimana keduanya tidak bisa berkumpul ketika berada di dunia.
Jiwa yang selagi di dunia tidak mau mencari makrifat tentang Rabb-nya, tidak mencintai-Nya, tidak menyebut-Nya, tidak bersanding bersama-Nya, dan tidak taqarrub kepada-Nya, jiwa itu memiliki sifat bumi dan terhina.
Dia tidak akan beralih dari bumi itu. Sebaliknya, jiwa yang memiliki sifat ketinggian, selagi di dunia senantiasa mencintai Allah, menyebut nama-Nya, taqarrub kepada-Nya, dan bersanding dengan-Nya. Setelah roh itu berpisah dari badan, ia berkumpul dengan roh-roh lain yang memiliki sifat yang sama.
Allah menjadikan roh orang mukmin bersama roh-roh lain yang bagus bentuknya. Setelah roh berpisah dari badan, ia akan mencari bentuknya dan pasangannya serta orang-orang yang memiliki amal sama. Mereka kemudian bersama-sama berada di tempatnya.
Keenam, roh yang berada di dalam tungku api, yakni rohnya para pezina lelaki dan perempuan.
Ketujuh, roh yang ada di sungai darah dan berenang di sana. Roh itu dilempari batu setiap kali ia akan keluar dari sungai darah itu. Wallahu'alam.