REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama investasi bagi para pelaku usaha Singapura. Sebab, politik dan keamanan cenderung stabil, peningkatan indeks kemudahan berbisnis (EoDB) dan potensi pasar yang besar. Selain itu, banyaknya jumlah sumber daya manusia sehingga menjadi faktor yang menarik untuk penanaman modal di Indonesia terutama sektor industri.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya menyampaikan, potensi kolaborasi RI-Singapura ke depannya akan dijalin di bidang ekonomi digital seiring dengan bergulirnya era revolusi industri 4.0.
"Salah satu prioritasnya adalah pengembangan Nongsa Digital Park di Batam sebagai wujud konkret kesepakatan kedua Kepala Pemerintahan untuk menjadikan Batam sebagai ‘digital bridge’ Singapura ke Indonesia," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (24/9).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, peta jalan Making Indonesia 4.0 akan mempermudah kerja sama kedua negara. Komponen ini digunakan sebagai strategi dan arah yang jelas untuk kesiapan memasuki era revolusi industri generasi keempat.
Selain itu, pemerintah telah bertekad untuk semakin menciptakan iklim bisnis yang kondusif. Di antaranya dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, pemberian insentif fiskal, dan kemudahan dalam perizinan usaha.
Dengan berbagai kebijakan tersebut, Airlangga berharap, peningkatan kerja sama RI-Singapura dapat saling menguntungkan dan melengkapi sehingga mampu memperkuat perekonomian kedua negara. "Selama 50 tahun ini, hubungan bilateral telah terjalin dengan baik terutama melalui kolaborasi peningkatan volume perdagangan dan investasi," ujarnya.
Pada semester I tahun 2018, investasi Singapura ke Indonesia tercatat sebesar 5,04 miliar dolar AS atau naik 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan sepanjang tahun 2017, penanaman modal dari Negeri Singa mencapai 8,44 miliar dolar AS.
Di samping itu, pada 2017, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura menembus hingga USD9 miliar. Ini menjadikan Negeri Singa sebagai tujuan terbesar kelima dalam pengapalan produk manufaktur nasional.
Menurut Airlangga, belakangan ini pihaknya aktif menarik investor Singapura ke Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah. "Saat ini, kami sudah memiliki lebih dari 43 tenant di KIK. Selanjutnya, kami tengah memfokuskan untuk pengembangan Politeknik Furnitur di kawasan tersebut," tuturnya.