Selasa 25 Sep 2018 09:18 WIB

Dubes RI di Inggris: Jangan Ragu Berbisnis di Indonesia

Kerja sama yang telah terjalin antara Kota Surabaya dan Liverpool bisa jadi contoh.

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia, Dr Rizal Sukma
Foto: dok. KBRI London
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia, Dr Rizal Sukma

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia Rizal Sukma menegaskan kepada kalangan pengusaha setempat yang hadir pada acara 'Update on Business Opportunity in Indonesia' untuk tidak ragu berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. "Pengusaha Inggris juga bisa kerja sama dengan mencontoh seperti telah terjalin antara Kota Surabaya dan Liverpool yang dapat diperluas dengan kota atau provinsi lain di Indonesia," kata Pensosbud KBRI London, Okky Diane Palma Selasa (25/9).

Forum bisnis dikemas dalam bentuk talk show menghadirkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia di London Donny Hutabarat, Deputi Kepala Indonesia Investment Promotion Centre Theopita Tampubolon dan Atase Perdagangan KBRI London Nur Setyoko.  Dubes Rizal Sukma mengakui keunggulan Liverpool pada industri kreatif, manajemen pelabuhan, pengembangan smart cities, pengembangan kapasitas SDM, dan energi baru terbarukan dapat menjadi area potensial yang dapat dikerjasamakan lebih lanjut.

Hal senada disampaikan Wakil Wali Kota Liverpool Gary Miller yang sangat mengagumi fashion Indonesia dan sempat melakukan kunjungan ke Surabaya beberapa waktu yang lalu. Gary sangat aktif mendorong kalangan usaha Liverpool untuk mengembangkan jaringan usahanya di Indonesia. "Pintu telah dibuka oleh pemerintah Liverpool melalui kerja sama dengan salah satu kota di Indonesia tidak akan bermanfaat jika tidak dimanfaatkan secara optimal oleh kalangan usaha baik di Liverpool dan Surabaya, serta Inggris dan Indonesia," ujar Gary.

Sementara itu Donny Hutabarat menyampaikan perekonomian Indonesia masih stabil. Meskipun adanya tantangan ketidakpastian global sebagai akibat perang dagang AS-China, naiknya Federal Rate dan potensi guncangan ekonomi di Turki dan Argentina.  "Bank Indonesia tidak hanya melakukan kebijakan fiskal dan moneter yang pruden, tetapi juga menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengendalikan laju inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah," ujar Donny.

Lebih lanjut disampaikan BI senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait guna penguatan industri berorientasi ekspor, revitalisasi peran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan prioritasasi ulang proyek-proyek infrastruktur yang memiliki kandungan impor tinggi.

"Dengan berbagai langkah strategis, kondisi makro ekonomi Indonesia diprediksi masih stabil di tahun 2019 dibanding pasar lainnya," kata Donny seraya menekankan peluang bisnis dengan Indonesia masih sangat terbuka, baik di sektor perdagangan, investasi maupun pariwisata.   

Theopita Tampubolon, Deputy Director Indonesia Investment Promotion Centre London turut meyakinkan kalangan usaha Liverpool dengan ketidakpastian global yang berimbas kepada Indonesia, maka saat ini justru adalah waktu terbaik untuk melakukan investasi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil, proyeksi konsumsi yang akan mencapai 135 juta di tahun 2030 dan jumlah angkatan kerja produktif yang sangat besar hingga 180 juta di tahun 2030 menjadikan Indonesia destinasi investasi yang atraktif di tengah-tengah ketidakpastian global ini. Pemerintah Indonesia secara umum juga terus berupaya meningkatkan kemudahan berusaha untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para investor.

Sebagi contoh, dia mengatakan, Indonesia saat ini tengah berupaya menggairahkan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar penguatan devisa, serta mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Atase Perdagangan Indonesia Nur Rahman Setyoko menyoroti masih banyaknya potensi yang bisa digarap untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negara. "Ekspor Indonesia ke Inggris didominasi komoditas seperti produk alas kaki dan komponen serta peralatan mesin elektrik," jelasnya.

Sedangkan di sisi lain, ekspor Inggris ke Indonesia didominasi antara lain mesin dan perlengkapannya, pesawat terbang, resin dan minyak esensial. Rata-rata nilai total perdagangan Indonesia dan Inggris sebesar 2,4 miliar dolar AS setiap tahunnya sehingga masih terbuka peluang untuk meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua negara.

Beberapa produk komoditi yang saat ini cukup diminati di Inggris adalah produk makanan. Liverpool sendiri akan memiliki peran sebagai significant hub dalam perdagangan Inggris dan Indonesia, dimana dengan keberadaan pelabuhan Liverpool yang merupakan ketiga terbesar di Inggris, 4,23 persen produk ekspor impor Indonesia dan Inggris di pelabuhan Liverpool.

Menanggapi perhatian dari beberapa peserta mengenai kendala birokrasi, Dubes Rizal Sukma menyampaikan bahwa hal ini juga menjadi perhatian pemerintah saat ini. "Diharapkan dari waktu ke waktu kendala-kendala tersebut akan teratasi," ujar Dubes Rizal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement