REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mencari dukungan internasional atas rencana denuklirisasi Korea Utara. Ia juga menemui Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk meminta bantuan meningkatkan hubungan antar-Korea.
"Presiden Moon mengucapkan terima kasih kepada Sekretaris Jendreal PBB atas dukungan dan mendesak perhatian dunia internasional setiap kali ada perubahan kondisi di Semenanjung Korea, seperti pertemuan antar-Korea, Korea Utara-AS, atau reuni keluarga yang terpisah," kata juru bicara Presiden Korea Selatan Cheong Wa Dae, seperti dilansir dari Yonhap, Selasa (25/9).
Pertemuan Moon dengan Guterres dilakukan empat hari setelah perjalanan Moon ke Pyongyang. Bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk ketiga kalinya membahas rencana kedua negara mempererat hubungan bilateral mereka.
"Presiden Moon menjelaskan hasil dari pertemuan ketiga antar-Korea pada akhir pekan lalu di Pyongyang," kata Cheong Wa Dae.
Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jendral PBB, Moon meminta dukungan penuh masyarakat internasional untuk melanjutkan hubungan bilateral dengan Korut. Pertemuan tersebut menjadi pertemuan kelima antar-Korea sepanjang sejarah.
Moon menjadi Presiden Korsel yang paling sering melakukan pertemuan dengan Korut. Ia sudah tiga kali melakukan pertemuan bilateral. Dua pertemuan sebelumnya dilakukan oleh Presiden Kim Dae-jung dan Roh Moo-hyun pada 2000 dan 2007 dengan Pemimpin Korut sebelumnya Kim Jong-il.
Dae mengatakan Guterres menyarankan Moon untuk meneruskan upayanya melakukan denuklirisasi di Semananjung Korea. Ia juga mengatakan PBB akan terus bekerja bersama Korsel untuk melakukan hal tersebut sampai akhir.
"Sekjen PBB juga mengatakan ia ingin meningkatkan kerja sama antara PBB dengan Korea Selatan sebab Korea Selatan terus memperluas peran dan kontribusi mereka di masyarakat internasional," kata Dae.
Setelah bertemu dengan Sekjen PBB, Moon melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump. Moon juga akan menjelaskan hasil pertemuannya dengan Kim Jong-un kepada seluruh dunia saat ia berpidato di Sidang Umum PBB pada 26 September mendatang.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement