Rabu 26 Sep 2018 06:07 WIB

Liga 1 Dihentikan, Sanksi Tegas PSSI Dinanti

PSSI bentuk tim investigasi mengusut kematian suporter Persija, Haringga.

Liga 1 Diberhentikan Sementara. Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (25/9).
Foto: Republika/ Wihdan
Liga 1 Diberhentikan Sementara. Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Bambang Noroyono, Fitriyanto

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan menghentikan kompetisi Liga 1 hingga waktu yang tidak ditentukan. Penghentian dilakukan untuk melakukan evaluasi dan mengusut tuntas kasus kematian suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila.

Penghentian kompetisi diputuskan dalam forum darurat Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Jakarta, Selasa (25/9). “Ini bentuk keprihatinan kita dalam masa belasungkawa terhadap almarhum (Haringga),” kata Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Edy mengatakan, penghentian sementara Liga 1 akan dimulai pada pekan ke-24. Seluruh rangkaian pertandingan pekan ke-24 yang dimulai sejak Jumat (21/9) ditunda seluruhnya. “Kita harus berpikir jernih, mengevaluasi tentang apa langkah-langkah yang akan kita lakukan ke depan,” ujar dia.

Menurut dia, PSSI sudah membentuk tim investigasi mandiri terkait tewasnya Haringga. Kata dia, tim tersebut akan bekerja dengan banyak pihak, termasuk dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB), Persib Bandung, Persija Jakarta, beserta kepolisian.

Hasil temuan dari tim tersebut akan menjadi acuan sikap PSSI untuk menjatuhkan sanksi terhadap klub yang perlu bertanggung jawab atas tewasnya Haringga.

Edy menyerahkan sepenuhnya bentuk sanksi kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sebagai badan pengadil internal kompetisi sepak bola nasional. Akan tetapi, kata Edy, Exco PSSI juga berhak memberikan rekomendasi.

Dewan internal di federasi tersebut merekomendasikan dua kategori sanksi. Sanksi paling ringan berupa teguran keras dan finansial. Adapun sanksi berat berupa pengurangan nilai klasemen, bahkan didiskualifikasi.

“Tetapi, bentuk sanksi itu kita serahkan kepada Komdis PSSI,” ujar dia.

Sebelum PSSI mengumumkan penghentian kompetisi, para pemain yang tergabung dalam Asosiasi Pesepak Bola Profesional (APPI) menyatakan sikap untuk melakukan aksi mogok bermain pada pekan ke-24 Liga 1. Dalam pernyataannya, APPI mengecam dan mengutuk peristiwa pengeroyokan terhadap Haringga. 

“Pernyataan sikap kami ini sebagai bentuk tanggung jawab pemain atas peristiwa yang terjadi di GBLA,” kata Ketua APPI Ponaryo Astaman di Jakarta, Selasa.

APPI mengundang semua kapten dan beberapa pemain dari 18 klub peserta Liga 1. Namun, tiga perwakilan klub tidak hadir, yaitu PSMS Medan, Persipura Jayapura, dan Persib Bandung.

Ponaryo mengatakan, kapten dan perwakilan pemain dari tiga klub tersebut menyatakan akan taat pada isi pernyataan sikap APPI.  “Perwakilan Persib tidak bisa hadir karena seluruh pemain mengunjungi rumah duka,” kata Ponaryo.

Beberapa pemain yang menghadiri pernyataan sikap mogok bertanding adalah pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas dan Andritany Ardiyasa. Selain itu, ada Bayu Pradana dari Mitra Kukar dan Abduh Lestaluhu dari PS Tira. Persebaya diwakili Ruben Sanadi dan Rendi Irawan.

Kiper Persija Jakarta yang juga Wakil Ketua APPI Andritany Ardiyasa mengatakan, ada enam hal yang menjadi penegasan anggota APPI. Selain melakukan aksi mogok main, APPI meminta kepada seluruh suporter dari klub-klub Liga 1 dan Liga 2 membuat nota damai yang dijadikan kesepakatan bersama.

Nota damai tersebut, kata dia, demi memastikan insiden kerusuhan dan kehilangan nyawa dalam kompetisi sepak bola Tanah Air tidak kembali terulang. "Aksi tak turun lapangan tersebut akan berlanjut selama nota damai antarsuporter tersebut belum terealisasikan," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement