REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bali International Film Festival (Balinale) ke-12 tahun ini kembali digelar hingga 30 September 2018 di dua lokasi, Cinemaxx Lippo Mall Kuta dan Plaza Renon Denpasar. Acara tahunan ini dimeriahkan lebih dari 100 film dari 30 negara dunia.
Pendiri Balinale, Deborah Gabinetti, mengatakan ajang tersebut menargetkan sembilan ribu pengunjung, melebihi festival tahun-tahun sebelumnya. Balinale 2018 juga diramaikan kehadiran hampir 80 sutradara, produser, dan bintang film dalam dan luar negeri.
"Salah satu bintang tamu spesial kita adalah Roland Joffe. Ada juga dialog bersama editor Variety Asia, Patrick Frater," kata Deborah kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).
Roland Joffe adalah sutradara yang sering masuk nominasi sutradara terbaik di Academy Award. Joffe dikenal dengan film-filmnya yang memenangkan ajang tersebut, yaitu The Mission (1986) dan The Killing Field (1984).
Joffe membagi pelajaran berharga, kegagalan, juga keberhasilan yang didapatkan sepanjang kariernya sebagai sineas film. Menurutnya, berbagi kebenaran melalui film jauh lebih berharga, meski menerima kritikan dari sana sini. "Bagi saya lebih berharga masuk Oscar karena karya-karya yang jujur, ketimbang memiliki piala Oscar itu sendiri," katanya.
Investor lokal dan global juga berpartisipasi dalam diskusi tentang potensi besar industri perfilman dan pertelevisian di Indonesia. Panelis lain yang hadir termasuk CEO Global Film Solutions (Julian Grimmond), produsee film (Mike Wiluan, Ody Mulya Hidayat, dan Sunil Soraya), serta aktris (Cinta Laura Kiehl).
Tim dari film-film Indonesia, termasuk produser terkenal Hanung Bramantyo dengan film terbarunya Sultan Agung juga hadir dan diputar di ajang ini. Sineas film Indonesia lainnya yang turut memeriahkan acara adalah sutradara Villa Berdarah (Bambang Drias), produser 22 Menit (Lexy Mere), pemeran film (Ade Firman Hakim dan Ence Bagus), special effects make up artist (Cherry Wirawan), serta sutradara film Lima (Shalahuddin Siregar).