REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengapresiasi dukungan yang diberikan putri almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gusdur), Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, kepada pasangan capres-cawapres, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin (KMA). Robikin mengatakan, sebagai warga NU, sudah seharusnya Yenny menempatkan Kiai Ma'ruf sebagai seorang kiai.
Robikin mengatakan, ketika sudah menempatkan sebagai kiai, santri juga tidak memiliki pilihan lain selain mengabdi kepada kiai dengan cara mendukung Kiai Ma'ruf. "Santri tidak ada pilihan lain selain berkhidmat, selain sam'an wathaatan atau tunduk dan patuh serta ikut memiliki tanggung jawab moral untuk menyukseskan beliau (Kiai Ma'ruf)," ujar Robikin saat berkunjung ke kediaman Kiai Ma'ruf, Jalan Situndo No 12, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/9) malam.
Menurut Robikin, Yenny sudah mempraktikkan pengabdian sebagai seorang warga NU dan putri tokoh besar NU. Karena itu, dia mengatakan, semua warga NU senang dengan sikap politik Yenny tersebut. "Pak Mahfud juga bersama-sama, kami sangat senang," ucapnya.
Sebelumnya, Robikin mengatakan, dia sudah yakin bahwa warga NU akan kompak untuk mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Menurut dia, kekompakan itulah yang memang diharapkan bersama di kalangan nahdliyin.
"Itulah mimpi kami semuanya bahwa sebagai santri kami sekali lagi patuh dan tunduk sepenuhnya pada perintah kiai. Bahkan, tanpa kiai perintah, sebagai santri kami paham harus melakukan apa," kata Robikin.
Namun, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay Partaonan memiliki pendapat berbeda. Ia mengatakan, para pengikut Gus Dur (Gusdurian) adalah pemilih yang cerdas dan pilihan politiknya berdasarkan kalkulasi politik rasional.
Karena itu, ia mengatakan, dukungan Yenny untuk pasangan nomor urut 01 tersebut tidak akan memberi efek signifikan terhadap suara Jokowi di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. "Saya yakin tidak sedikit dari mereka (Gusdurian) justru memilih Prabowo-Sandi," ujar Saleh saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (27/9).
Salah satu alasannya, Saleh sangat yakin bahwa Gusdurian lebih memilih Prabowo-Sandi dibanding pilihan Yanny, yakni kedekatan almarhum Gus Dur dengan Prabowo Subianto. Ia mengatakan, kenangan itu tidak akan luntur meski berbeda pilihan dengan keluarga Gus Dur.
Apalagi sebelumnya, Prabowo dan Sandi juga sempat bersilaturahim ke kediaman almarhum Gus Dur di Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan. "Ini yang membuat tetap memilih Prabowo-Sandi," katanya menambahkan.
Namun, Saleh menyampaikan, dia sangat menghormati keputusan Yenny. Dia percaya Yenny telah mempertimbangkan keputusan dengan matang. Dengan demikian, keputusan itu tidak perlu lagi dikomentari atau diperdebatkan.
Sebab, kata Saleh, sebagai warga Indonesia, Yenny berhak memilih arah politiknya sendiri. "Tidak ada sesuatu yang mesti diperdebatkan. Ini tentu keputusan politik yang sudah dipikirkan secara matang," ujar Saleh.
Sebelumnya, konsorsium kader Gus Dur menyatakan dukungan terhadap pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk Pemilu 2019. Dalam kesempatan itu, Yenny menegaskan kalau yang jadi alasan mendasar Konsorsium Gus Dur mendukung Jokowi-Ma'ruf sudah disampaikan dalam deklarasi.
Salah satunya cerminan-cerminan Gus Dur ada pada sosok pasangan yang mereka pilih. "Dengan mengucapkan bismillah kami dukung pasangan nomor 01," kata Yenny Wahid menegaskan di Rumah Pergerakan Politik Gus Dur, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (26/9).