Jumat 28 Sep 2018 04:45 WIB

BI: Kalsel Berpotensi Sebagai Pusat Ekonomi Syariah

Masyarakat Kalsel secara kultur dan historis lekat dan identik dengan Islam

Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (Kalsel) Herawanto berpendapat bahwa Kalsel berpotensi besar sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Menurutnya, potensi tersebut antara lain secara kultur dan historis lekat dan identik dengan Islam dan praktik ekonomi syariah.

Selain itu, kata Herawanti, karena banyaknya pesantren dan kegiatan haul Guru Sekumpul yang dihadiri hingga satu juta jemaah dari berbagai penjuru nusantara, menjadi indikator bahwa Kalsel menjadi salah satu pusat pengembangan ekonomi syariah. "Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya terbatas pada penghimpunan dana dan pembiayaan syariah, yang bersumber dari lembaga keuangan umat Islam," ujarnya, Kamis (27/9).

Selain itu, juga memiliki sumber penghimpunan dana dan pembiayaan lainnya, yang apabila dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang lebih luas, seperti dana zakat, wakaf, infak dan sedekah. Lebih luas lagi, selain aspek penghimpunan dana dan pembiayaan, terbuka ruang untuk berbagai lingkup pengembangan ekonomi syariah diantaranya industri makanan halal, busana syariah/modest fashion, dan industri pariwisata syariah.

Menggali berbagai potensi tersebut, Bank Indonesia Kalimantan Selatan menggelar "road to festival syariah regional (Fesyar) Kalimantan Selatan 2018, dengan tema "Mengotimalkan Potensi Ekonomi dan Sumber Daya Insani Kalimantan Selatan sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Kalimantan."

Menurut Herawanto, dalam kerangka pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Bank Indonesia telah merumuskan tiga pilar yang menjadi strategi utama. Ketiga pilar yang dimaksud yaitu Pilar Pemberdayaan Ekonomi Syariah, Pilar Pendalaman Pasar Keuangan Syariah dan Pilar Penguatan Riset, Asesmen dan Edukasi termasuk sosialisasi dan komunikasi.

Khusus dalam rangka optimalisasi proses edukasi dan komunikasi, Bank Indonesia menginisiasi Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang dilakukan di tiga wilayah regional yaitu, Sumatera, Jawa, dan Kawasan Indonesia Timur. Kegiatan FESyar merupakan sarana untuk menampilkan mempromosikan produk maupun kegiatan terkait ekonomi syariah secara terstruktur di seluruh wilayah Indonesia.

Kegiatan FESyar Kawasan Indonesia Timur akan dilaksanakan pada 2-4 November 2018 di Balikpapan, meliputi pameran UMKM, perdagangan antardaerah, seminar model pemberdayaan pesantren, seminar potensi mengenai zakat dan wakaf.

Seminar tersebut, dimeriahkan dengan acara lomba kesenian daerah kreasi islami, pengusaha muda syariah, kaligrafi dan tokoh ekonomi dan keuangan syariah. Sebagai puncaknya akan dilaksanakan kegiatan Indonesia Shariah Economic Forum (ISEF) yang akan digelar Awal Desember di Surabaya.

Selain itu, tambah dia, "Road to FESyar" Kalsel 2018 adalah dalam rangka mencari bakat-bakat terbaik insan Kalimantan Selatan untuk berpartisipasi dalam Kawasan Indonesia Timur maupun Indonesia Shariah Economic Forum (ISEF) yang akan digelar pada awal Desember di Surabaya.

Pada tahun 2017, utusan Kalimantan Selatan berhasil menorehkan prestasi yaitu Juara 1 Duta Ekonomi Syariah FESyar KTI 2017 atas nama Aneta Rakhmawati, Juara 1 Dai Cilik FESyar KTI 2017 dan Juara 3 Dai Cilik ISEF 2017 atas nama Muhamad Wildy Luthfy Hasan.

"Kegiatan yang kita lakukan ini merupakan salah satu bentuk nyata dukungan Bank Indonesia Kalsel, terhadap edukasi dan mengomunikasikan Festival Ekonomi Syariah yang rutin dilakukan setiap tahun agar lebih dikenal oleh masyarakat Kalsel," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement