REPUBLIKA.CO.ID, ESTONIA -- Pada hari ini tahun 1994, 852 orang meninggal saat sebuah kapal feri Estonia, tenggelam di Laut Baltik. Kapal itu adalah jenis kapal feri besar yang membawa banyak mobil dan penumpang.
Dilansir History, Jumat (28/9), kapal buatan Jerman itu melakukan perjalanan dengan kapal pesiar semalam dari Tallinn, ibu kota Estonia, ke Stockholm, Swedia. Kapal itu tenggelam di lepas pantai Finlandia. Estonia, bekas republik Soviet yang memperoleh kemerdekaannya pada 1991 (pasukan Rusia terakhir yang tersisa pada 1994), adalah tujuan wisata yang populer dan terjangkau bagi Swedia.
Estonia adalah sejenis kapal feri yang dikenal sebagai "ro-ro," menampilkan live music, penari, dan kafe. Di kapal ini, penumpang dapat mengendarai kendaraan ke salah satu ujung kapal dan berkendara di ujung yang lain.
Estonia tenggelam pada malam hari. Saat itu cuaca badai dan gelombang air laut tinggi. Banyak penumpang yang terperangkap di dalam kapal. Sementara yang lain, berhasil mencapai sekoci. Tetapi mereka kemudian tenggelam di air yang dingin atau mati karena hipotermia. Helikopter digunakan untuk menyelamatkan 137 orang yang bertahan hidup.
Setelah terjadinya tragedi itu, komite pemerintah Swedia-Finlandia-Estonia menyatakan kecelakaan terjadi karena cuaca badai. Situasi itu membuat air mengalir melalui pintu yang terbuka dan masuk ke dek Estonia. Hal itu membuat kapal menjadi tidak stabil dan menenggelamkannya kurang dari satu jam. Namun, beberapa keluarga dan teman-teman korban Estonia percaya tenggelamnya kapal itu karena sebuah lubang yang ada di kapal. Lubang itu diduga karena sebuah tabrakan atau ledakan.
Dua tahun setelah tenggelamnya Estonia, Bukoba, kapal uap penumpang, jatuh di Danau Victoria dekat Tanzania pada Mei 1996. Sekitar 1.000 orang tewas. Pada September 2002, feri penumpang Senegal, Joola, tenggelam di lepas pantai Gambia, yang mengakibatkan sedikitnya 1.800 korban. Sementara itu, kapal laut Titanic tenggelam setelah menabrak gunung es dari Newfoundland pada pelayaran perdananya April 1912. Sekitar 1.500 orang meninggal.