Sabtu 29 Sep 2018 19:02 WIB

Komunikasi Terputus, Korban Gempa Donggala tak Diketahui

Informasi korban gempa sementara hanya terdata di wilayah Palu.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Nur Aini
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum mendapatkan informasi terkait korban gempa di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hal itu disebabkan karena komunikasi terputus.

"Kami masih belum mendapat informasi apapun, komunikasi putus. Kami masih lumpuh total tidak ada informasi yang bisa kami cangkok untuk wilayah di Donggala," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9) sore.

Padahal, kata dia, Kabupaten Donggala merupakan daerah yang terdampak lebih luas dibandingkan Kota Palu. Sutopo menyebut telah mengirimkan semua tim dan bantuan logistik ke Donggala. Mereka di antaranya Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP, Basarnas, BPBD. Akan tetapi, karena kondisi komunikasi dan listrik semuanya terputus sehingga belum bisa berkomunikasi.

"Bantuan sudah masuk ke Donggala, tetapi pas masuk Donggala sudah nggak bisa berkomunikasi," katanya.

Ia mengatakan, bantuan ke Donggala dikirimkan melalui jalur udara dan darat. Menurut dia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan PLN tengah berusaha memperbaiki akses komunikasi dan listrik di Donggala dan Palu.

Sementara, Sutopo mengatakan, jumlah korban meninggal mencapai 384 orang. Jumlah korban luka berat mencapai 540 orang. Jumlah orang hilang sebanyak 29 orang berada di Kelurahan Pantoloan Induk, Kota Palu.

"Sampai dengan hari ini pukul 13.00 WIB update jumlah korban meninggal tercatat 384 orang meninggal dunia di mana tersebar di rumah sakit," ujar Sutopo saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9).

Korban meninggal dunia tersebut berada di beberapa rumah sakit di antaranya 10 orang di RS Wirabuana Palu, 50 orang di RS Masjid Raya, 161 orang di RS Bhayangkara, 20 orang di S Pantoloan Induk, 2 orang di Kayumalue Pajeko, dan 141 orang di RS Undata Mamboro Palu.

Sutopo menjelaskan, jumlah korban yang dilaporkan saat ini merupakan korban gempa dan tsunami di Kota Palu. Sedangkan, korban di Kabupaten Donggala, BNPB belum mendapatkan laporan akibat terkendala komunikasi.

"Korban disebabkan satu karena gempa bumi, dua karena tsunami. Ini tercatat hanya yang ada di Kota Palu. Kabupaten Donggala kami belum mendapatkan data," kata Sutopo.

Baca: Palu dan Donggala Masuk Zona Merah Rawan Gempa

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement