REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI kembali mengirimkan pasukannya untuk membantu wilayah terdampak bencana di Palu dan Dongga, Sulawesi Tengah. Kini, yang diberangkatkan adalah 100 orang prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara (AU).
"Hari ini TNI AU memberangkatkan 100 prajurit Paskhas ke Palu dengan berbagai kualifikasi. Seperti PLLU (Pengatur Lalu Lintas Udara), Meteorologi, Dallan (Pengendalian Pangkalan), Kesehatan dan SAR," tutur Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna saat melepas keberangkatan prajurit Paskhas di Lanud Halim Persanakusuma, Halim, Jakarta, Ahad (30/9).
Yuyu menerangkan, pasukan ini diberangkatkan untuk membantu memperlancar operasional Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, Palu. Selain itu, mereka juga akan memberikan bantuan evakuasi dan pertolongan kesehatan warga yang terdampak gempa.
Prajurit Paskhas berjumlah 100 orang ini diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules C-130 bernomor ekor A-1317. Mereka akan bergabung dengan satuan TNI lainnya yang ada di beberapa titik posko bantuan di wilayah Palu dan Donggala.
Yuyu menambahkan, selain Paskhas, awalnya TNI AU juga akan mengirimkan peralatan Air Traffic Controller (ATC) dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta untuk membantu operasional bandara Palu. Namun dalam perkembangannya, alat tersebut sudah dapat didukung oleh Airnav dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
"Seperti diketahui, saat ini tower bandara Palu rusak berat, sehingga perlu di-back up ATC Mobile agar operasional bandara dapat berjalan normal. Alhamdulillah saat ini sudah bisa didukung," tambah KSAU.
Yuyu juga menjelaskan, sejak terjadi gempa di Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) lalu, TNI, terutama TNI AU, telah merespons dengan menyiagakan 12 pesawat Hercules C-130, tiga Boeing, lima CN-295, dua CN-235 dan tiga helikopter yang sewaktu-waktu bisa digerakkan sebagai dukungan angkutan udara.
Posisi pesawat-pesawat TNI itu tergelar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, dan Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. "TNI AU sudah menyiapkan pesawat untuk dukungan angkutan udara, untuk operasional pesawat sesuai perintah Panglima TNI," jelas dia.