REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengirim tim medis ke Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk penanganan korban gema dan tsunami di kota Palu dan Kabupaten Donggala. Gedung Pimpinan Muhammadiyah Sulteng akan dijadikan rumah sakit sementara jika kondisi aman.
“Saat ini medis baru delapan orang tapi setiap hari akan terus masuk. Hari ini akan masuk 11 orang tim medis MDMC Jawa Timur. Nanti akan segera lagi masuk empat tim medis rumah sakit,” kata Koordinator Tanggap Bencana MDMC Indonesia Indrayanto saat dihubungi, Senin (1/10) pagi.
Selain mengirim tenaga medis, pada Rabu (3/10) dijadwalkan akan dikirim delapan orang dokter spesialis untuk bergabung dengan tim di lapangan. Sementara itu sebanyak 40 orang tim penanganan pengungsian sudah berada di Palu dan Donggala. Mereka ditugaskan melayani masyarakat gempa yang sedang membutuhkan bantuan.
Hari ini, kata dia, tim tengah meninjau Kantor Pimpinan Muhammadiyah wilayah Sulteng untuk dijadikan rumah sakit sementara. “Hari ini kita analisis, kalau gedungnya aman dan kokoh kita jadikan rumah sakit untuk korban mulai besok Selasa,” ujar dia.
Sementara itu, MDMC baru memulai pengiriman bantuan logistik awal pekan ini. Pengadaan bantuan makanan dan minuman dipusatkan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Pengadaan terus dibuka dan pada pagi ini telah dikirim bantuan satu ton beras, lauk-pauk, bumbu-bumub beserta alat masak di pengungsian.
MDMC tengah mengupayakan bantuan selimut, terpal, paket kebutuhan bayi dan balita segera disalurkan bagi para korban. Indrayanto menjelaskan, bantuan akan terus dikirim setiap hari beserta tim medis dan tenaga bantu. Ia berharap setiap pengiriman bantuan logistik beserta tim dapat selamat sampai tujuan serta tidak mnngalami hambatan yang besar.