Rabu 03 Oct 2018 16:14 WIB

MTA Buka Dapur Umum Di Palu

Sebanyak 29 personel MTA turut serta membantu dalam penanganan pascagempa di Palu.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang relawan memasak nasi di dapur umum (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seorang relawan memasak nasi di dapur umum (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Majelis Tafsir Alquran (MTA) membuka posko bencana di kantor MTA Kota Palu. Kepala SAR MTA, Ali Akbar mengatakan terdapat sebanyak 29 personel MTA yang turut serta membantu dalam penanganan pasca gempa di kota Palu, Sulawesi Tengah.

Selain membantu proses evakuasi, jelas Ali, MTA juga membuka dapur umum. “Untuk sementara 29 personel yang juga warga asli, pada hari H ikut evakuasi dan membuka dapur umum di MTA Kota Palu,” kata Ali kepada Republika.co.id pada Rabu (3/10).

Ali menjelaskan pihaknya pun tengah berkoordinasi dengan Basarnas untuk menambah jumlah personel tim MTA ke Palu. MTA pun telah menyiapkan sebanyak 35 tim tanggap bencana yang berasal dari perwakilan cabang MTA di pulau Jawa yang akan diberangkatkan ke Palu.

Tim tersebut, jelas Ali terdiri atas tim evakuasi dan tim medis. Tim tambahan itu rencananya akan diberangkatkan dengan pesawat komersil dari Solo menuju Makassar. Ali mengatakan dalam menentukan titik proses evakuasi pihaknya mengikuti instruksi dari Basarnas di lokasi.

Sementara itu dari laporan tim MTA yang tengah bertugas di lokasi bencana, Ali menjelaskan, perihal logistik berupa makanan dan minuman masih menjadi masalah.  Menurutnya logisitik masih sangat minim di lokasi gempa. Selain masalah logistik, jelas Ali, minimnya bahan bakar minyak menjadi kendala tim dalam melakukan kegiatan penanganan. “Yang dibutuhkan BBM dan bahan pokok yang jelas listrik masih belum ada, kita juga masih pakai jenset,” tutur Ali. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement