REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Jogja Halal Fest untuk pertama kalinya akan dihelat di Jogja Expo Center pada 11-14 Oktober 2018 mendatang. Menghadirkan inspirasi-inspirasi, gelaran ini bertujuan menebarkan lebih luas keindahan nilai-nilai Islami.
"Sehingga, kita tidak takut lagi mengatakan mana yang halal mana yang haram," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KH Toha Abdurrahman, mengenai pentingnya masyarakat luas memahami nilai-nilai Islami.
Hal itu diucapkan Kiai Toha saat menghadiri konferensi pers Jogja Halal Fest beberapa waktu lalu di Yogyakarta. Ucapan itu, sekaligus menjadi amanah yang sangat besar kepada gelaran Jogja Halal Fest.
Utamanya, untuk bisa lebih menyebarluaskan pemahaman tentang halal. Serta, prinsip-prinsip hidup baku seorang Muslim, yang masyarakat luas lebih banyak mengenalnya dengan istilah syariah.
Ketua Panitia Jogja Halal Fest, Mursida Rambe menuturkan, gelaran ini memang merupakan festival bertajuk halal yang pertama dihelat di DI Yogyakarta. Maka itu, gelaran ini menjadi sangat monumental.
Selama ini, lanjut Rambe, DI Yogyakarta secara umum maupun JEC secara khusus, memang dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang beragam. Tapi, jika secara khusus membicara halal, Jogja Halal Fest jadi yang pertama di DIY.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY ini berharap, gelaran Jogja Halal Fest menjadi momentum yang baik untuk DI Yogyakarta. Baik sebagai Kota Wisata, Kota Pendidikan maupun Kota Budaya.
"Harapan kita, masyarakat secara umum agar lebih aware terhadap halal," kata Rambe kepada Republika.co.id, Senin (8/10) siang.
Untuk itu, salah satu peraih Tokoh Perubahan Republika 2016 itu menekankan, profit bukanlah target utama dari Jogja Halal Fest. Targetnya, lebih kepada edukasi yang bisa diberikan kepada masyarakat.
Menurut Rambe, itu yang membuat gelaran Jogja Halal Fest banyak diisi acara-acara bertajuk sosialisasi maupun edukasi syariah. Baik dari panggung-panggung besar maupun panggung-panggung kecil di Jogja Halal Fest nanti.
"Jadi, yang jadi tujuan utamanya memasyarakatkan lebih luas lagi tentang halal, tentang syariah," ujar pendiri Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Beringharjo tersebut.