Selasa 09 Oct 2018 14:07 WIB

Trump Komentari Kasus Hilangnya Jurnalis Saudi di Turki

AS meminta Pemerintah Saudi mendukung penuh penyelidikan kasus Khashoggi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Jamal A. Khashoggi,
Foto: Al-Ahbar Al-Arab
Jamal A. Khashoggi,

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut mengomentari kasus hilangnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di Turki. Ia mengaku prihatin atas kasus tersebut.

Trump mengatakan, dia tidak suka mendengar tentang kasus hilangya Khashoggi. Terlebih ada dugaan ia telah tewas dibunuh. “Saat ini tidak ada yang tahu tentang hal itu (keberadaan Khashoggi). Tapi ada beberapa cerita buruk yang beredar, saya tidak menyukainya,” ujar Trump kepada awak media di Gedung Putih pada Senin (8/10), dikutip laman Anadolu Agency.

Kendati demikian, Trump berharap kasus hilangnya Khashoggi dapat segera dipecahkan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah meminta Pemerintah Saudi mendukung penuh penyelidikan kasus Khashoggi.

“Kami menyerukan kepada Pemerintah Arab Saudi untuk mendukung penyelidikan menyeluruh atas hilangnya Khashoggi dan transparan tentang hasil penyelidikan tersebut,” ujar Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Senator dari Partai Republik Lindsay Graham pun turut bereaksi terkait kasus hilangnya Khashoggi. Ia mendesak Saudi memberikan keterangan jujur tentang kasus ini. “Kita setuju, jika ada kebenaran atas tuduhan kesalahan oleh Pemerintah Saudi, itu akan menghancurkan hubungan AS-Saudi dan akan ada harga yang berat untuk dibayar, secara ekonomi dan sebaliknya,” kata Graham melalui akun Twitternya.

Khashoggi dilaporkan hilang saat mendatangi gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki menuding, Khashoggi telah tewas dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun tudingan tersebut telah dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendesak konsulat Saudi untuk membuktikan apakah Khashoggi tidak meninggalkan gedung. Menurutnya, pejabat konsulat tidak bisa hanya mengatakan bahwa Khashoggi telah meninggalkan gedung dan seolah melepas tanggung jawab.

Khashoggi merupakan jurnalis kawakan Saudi. Ia kerap mengkritik kebijakan-kebijakan Saudi melalui tulisan-tulisannya. Hal itu akhirnya membuat dirinya tak diterima di negaranya sendiri. Ia pun memutuskan pindah ke AS dan menjadi kolumnis di the Washington Post.

Berada jauh dari negaranya tak membuat Khashoggi berhenti mengkritik kebijakan-kebijakan Saudi, termasuk perihal intervensi militer di Yaman yang telah memicu krisis kemanusiaan. Opini-opininya di Washington Post justru kian tajam dan menohok Saudi. Khashoggi bahkan tak segan mengkritik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Baca: Turki Minta Saudi Turut Investigasi Hilangnya Jurnalis

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement