Selasa 09 Oct 2018 15:53 WIB

Polda Jember Amankan 443 Burung Langka

Sebagian pembeli burung dari luar negeri dan diduga ilegal

Burung Kakatua (Cacatuidae)
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Burung Kakatua (Cacatuidae)

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Kepolisian Daerah Jawa Timur mengamankan sebanyak 443 ekor burung langka yang dilindungi. Burung-burung tersebut diamankan dari sebuah perusahaan penangkaran CV Bintang Terang di Kabupaten Jember.

"Izin operasional CV Bintang Terang di Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember sebagai lokasi penangkaran burung sudah mati sejak 2015. Namun, masih tetap operasional dan menampung burung langka dari luar yang diduga ilegal," kata Kapolda Jatim Irjen Pol. Luki Hermawan di Jember, Selasa (9/10).

Perusahaan yang berada di Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari tersebut menjalankan usaha penangkarannya. Akan tetapi, pembeli burung langka tersebut kebanyakan dari luar negeri. Diduga, transaksi tersebut ilegal.

"Polda akan bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Timur untuk membedakan mana burung hasil penangkaran dan burung yang dibeli dari luar," tuturnya.

Menurut dia, barang bukti berupa burung langka tersebut dititipkan di lokasi penangkaran milik PT Bintang Terang dengan mendapat pengamanan yang ketat dari aparat kepolisian dan sebagian dititipkan di BKSDA Jatim yang berada di Sidoarjo.

"Seluruh barang bukti tidak bisa dibawa untuk penyidikan karena dikhawatirkan akan stres dan berdampak pada kesehatan burung langka tersebut. Kami juga mendapat laporan ada burung yang mati sehingga kami akan memantau laporan perkembangan itu," katanya.

Polda Jatim menetapkan pemilik penangkaran berinisial LDA sebagai tersangka yang dijerat dengan  Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat Pasal 21 yang ancaman hukumannya pidana penjara maksimal 5 tahun dan denda paling banyak Rp100 juta.

Sementara itu, Kepala Balai Besar KSDA Jatim Nandang Prihadi menyebutkan sebanyak 35 ekor burung dititipkan di lembaga konservasi dan 10 ekor dibawa ke Kantor Balai Besar KSDA Jatim, sedangkan sisanya masih dititipkan di penangkaran CV Bintang Terang dengan pengamanan dari aparat kepolisian.

"Kami masih mengidentifikasi satwa mana saja hasil penangkaran dan hasil perdagangan ilegal seperti yang disampaikan Bapak Kapolda Jatim bahwa ada satwa yang dibeli dari pasar ilegal tersebut," katanya.

Sejauh ini, lanjut dia, kondisi burung langka tersebut masih bagus dan tidak stres. Namun, ketika dikerumuni banyak orang, satwa yang dilindungi tersebut bisa stres.

"CV Bintang Terang izin operasional penangkarannya sudah mati sejak 2015 dan izin edar luar negeri sudah habis pada bulan September 2018," katanya.

Ratusan burung yang diamankan tersebut terdiri atas 11 jenis burung, yakni 212 ekor nuri bayan (eclectus roratus), 99 kakatua besar jambul kuning (cacatua galerita), 23 ekor kakatua jambul orange (cacatua moluccensis), 82 ekor kakatua govin (cacatua goffiniana), 5 kakatua raja, seekor kakatua alba, seekor jalak putih, 6 ekor burung dara mahkota (gaura victoria), 4 ekor nuri merah kepala hitam (loriyus lory), 6 ekor anakan nuri bayan, dan 6 nuri merah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement