Rabu 10 Oct 2018 12:09 WIB

JK: Indonesia Supermarket Bencana

Indonesia merupakan negara berisiko bencana tinggi karena berada di jalur cincin api

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla dalam Diskusi Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana Indonesia di Hotel Westin, Bali, Selasa (10/10).
Foto: Mutia Ramadhani/Republika
Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla dalam Diskusi Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana Indonesia di Hotel Westin, Bali, Selasa (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla mengatakan Indonesia saat ini sering menghadapi bencana tak terduga, mulai dari erupsi Gunung Agung di Bali, gempa bumi di Lombok, serta gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Ini menunjukkan Indonesia merupakan negara berisiko bencana tinggi karena berada di jalur cincin api (ring of fire).

"Indonesia kadang disebut supermarket bencana, apakah itu gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, dan kekeringan. Ini sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia," kata Kalla dalam Diskusi Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana Indonesia di Hotel Westin, Bali, Rabu (10/10).

Kalla mengatakan pemerintah perlu memberikan perhatian sebelum dan sesudah bencana, sebagaimana dilakukan negara lain. Saat ini Indonesia telah memiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang membantu mitigasi tersebut.

"Masalah yang timbul adalah ketika semua rekonstruksi bencana dibiayai APBN, maka negara harus mempersiapkan segalanya," kata Kalla.

Kalla menyoroti pentingnya asuransi bencana dan memberikan kesadaran kepada masyarakat. Selama ini aset-aset negara, seperti gedung, jembatan, dan sebagainya dibuat tanpa perlindungan risiko fiskal akibat bencana. Ini berarti jika semua terdampak bencana maka penggantiannya dibebankan pada APBN atau bantuan dari luar negeri.

"Ke depannya aset negara perlu dapat diasuransikan," kata Kalla.

Gempa di Palu, Sulawesi Tengah menyebabkan lebih dari dua ribu sekolah hancur, jembatan, dan bangunan pemerintah. Sebanyak 60 ribu rumah masyarakat, sebut Kalla harus direkonstruksi.

Ini semua membutuhkan anggaran besar, sehingga solusi terbaik diperlukan untuk meringankan beban negara. Contoh yang bisa dilakukan adalah asuransi kepada aset negara dan masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement