REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail mengaku pernah ditawari jabatan perdana menteri setelah koalisi Pakatan Harapan memenangkan pemilihan umum ke-14 pada 9 Mei lalu. Tawaran tersebut ia ceritakan untuk pertama kalinya di hadapan sekitar 200 anggota diaspora Malaysia di Jakarta, Selasa (9/10).
Menurut Wan Azizah, tawaran itu diberikan oleh Sultan Muhammad V yang juga menjabat sebagai presiden PKR, partai yang simbolnya digunakan oleh semua anggota partai di koalisi Pakatan Harapan.
"Namun, saya harus menolak tawaran itu karena saya telah membuat janji (kepada rakyat) bahwa Dr Mahathir Mohamad akan menjadi perdana menteri dan saya, menjadi wakil perdana menteri," kata dia di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, dikutip kantor berita Bernama.
Lihat juga, Rekam Jejak Mahathir Muhammad.
Wan Azizah juga mengaku koalisi Pakatan Harapan cukup terkejut karena berhasil mengakhiri kekuasaan koalisi Barisan Nasional yang telah berkuasa selama 61 tahun di Malaysia. Dia bersyukur GE14 berhasil dilaksanakan dengan cara yang sangat demokratis dan damai.
Namun, dia mengatakan koalisi Pakatan Harapan juga tidak berharap untuk mendapatkan warisan sejumlah besar utang saat mengambil alih kekuasaan. Wan Azizah menambahkan, meskipun beberapa janji dalam manifesto Pakatan Harapan untuk GE14 belum terpenuhi, dia benar-benar berharap semua rakyat Malaysia dapat bersabar sebelum pemerintah benar-benar dapat membawa perubahan yang diinginkan.
Untuk pertanyaan tentang apakah Pemerintah Malaysia akan mengevaluasi kinerja menteri dan menggantikan mereka yang dianggap gagal berkinerja baik, dia mengatakan masih terlalu dini untuk membuat evaluasi seperti itu. Koalisi Pakatan Harapan baru menjalani pemerintahan selama lima bulan. "Beri kami waktu karena kami masih dalam kurva pembelajaran," katanya.
Ia menambahkan, hanya segelintir menteri di koalisi Pakatan Harapan yang memiliki pengalaman luas dalam mengurus administrasi negara, yaitu Mahathir dan Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin. Sementara Menteri Keuangan Lim Guan Eng dan Menteri Urusan Ekonomi Azmin Ali memiliki pengalaman dalam mengurus administrasi negara bagian.
Wan Azizah juga berbagi rasa bangganya sebagai wanita pertama yang memimpin rapat kabinet ketika Mahathir berada di luar negeri. Kunjungan Wan Azizah ke Indonesia merupakan kunjungan pertamanya setelah ia ditunjuk sebagai wakil perdana menteri pada 21 Mei lalu.