Jumat 12 Oct 2018 11:49 WIB

Trump tidak akan Hentikan Penjualan Senjata ke Arab Saudi

Menurut Trump, menghentikan penjualan senjata ke Saudi akan merusak perekonomian AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Presiden Amerika Serikat Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak akan menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi. Tekanan untuk menghentikan penjualan senjata ini semakin meningkat setelah kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Turki belum juga menemukan titik terang.

Para senator AS ingin Trump memberikan sanksi kepada Saudi dibawah undang-undang Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka juga mempertanyakan dukungan pemerintah mereka ke Saudi yang menggunakan senjata dari AS untuk melakukan pembantaian di Yaman.

Baca Juga

Trump enggan untuk melepaskan strategi terbaiknya dalam menjaga pengaruh AS di Timur Tengah. Presiden AS ke-45 itu juga mengatakan menghentikan penjualan senjata ke Saudi akan merusak perekonomian AS.

"Saya tidak sudah menghentikan uang dalam jumlah besar yang mengalir masuk ke negara kami, mereka menghabiskan 110 miliar dolar AS untuk perlengkapan militer," kata Trump, Jumat (12/10).

Penjualan senjata itu dilakukan setelah kunjungan pertamanya ke Timur Tengah sebagai presiden pada Juni 2017. Trump juga memperingatkan Saudi bisa beralih membeli senjata ke Rusia atau Cina.

photo
Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.

Trump bersikeras sampai saat ini sikap AS masih sangat keras terhadap Arab Saudi dalam kasus Jamal Khashoggi. Penulis dan kontributor Washington Post tersebut hilang pada 2 Oktober lalu saat ia masuk ke dalam konsulat Saudi di Turki untuk mendapatkan dokumen pernikahan sementara tunangannya yang menunggu di luar mengatakan Khashoggi tidak pernah keluar dari kantor konsulat itu.

Pemerintah Turki khawatir Saudi telah membunuh dan menghilangkan Khashoggi. Tidak ada bukti selain rekaman video Khashoggi masuk ke dalam kantor konsulat Saudi. Turki juga menuduh ada sekitar 15 agen Saudi yang sudah mengincar Khashoggi.

Di Istanbul, media-media Turki menulis laporan pasukan elite, anggota tim intelijen, prajurit dan ahli autopsi Saudi terlibat dalam kasus ini. Beberapa laporan ditulis dengan sangat terperinci.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga terus menekan Saudi untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi agar investasi dan kerja sama Saudi-Turki lainnya tetap berjalan dengan baik.

"Jika hasilnya seburuk kemungkinan yang bisa terjadi, ada beberapa cara lain untuk mengatasi situasi ini," kata Trump.

Trump tidak menjelaskan dengan cara apa ia akan mengatasi persoalan ini. Sebelumnya dalam acara televisi "Fox & Friends", Trump mengatakan AS sudah mengirim penyidik dan mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang Turki.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement