REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ribuan guru honorer di Kabupaten Indramayu melakukan aksi mogok nasional, Senin (15/10). Kondisi itu membuat pihak sekolah harus mengatur strategi agar kegiatan belajar mengajar siswa tetap berlangsung meski dengan tenaga pengajar yang terbatas.
Aksi mogok para guru honorer yang tergabung dalam Forum Komunikasi Honorer Indonesia (FKHI) Kabupaten Indramayu itu sebagai bentuk protes kepada pemerintah pusat yang dinilai mengabaikan nasib mereka. Selain guru, aksi mogok kerja juga diikuti oleh tenaga honorer operator pendidikan.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di SD Pabean Udik 1, Kecamatan Indramayu, aksi mogok mengajar para guru honorer terlihat dari spanduk yang terpasang di pintu gerbang depan sekolah tersebut.
Spanduk itu bertuliskan ‘Mogok mengajar/bekerja honorer sekolah negeri seluruh Indonesia. Permintaan maaf kami kepada orang tua siswa, masyarakat umum, kami tidak mengajar mulai tanggal 15 Oktober 2018 sampai tuntutan kami dipenuhi karena sudah separuh usia kami curahkan untuk negara. Tapi sampai saat ini negara tidak mengakui keberadaan kami. Kami hanya sebagai budak modernnya pemerintah. Maafkanlah kami, doa dari masyarakat, dari warga negara untuk berempati atas keberadaan kami dan bisa memahami kami selama ini’.
Kepala Sekolah SD Pabean Udik 1, Tasliah pun harus turun tangan mengajar kelas yang ditinggalkan guru honorernya. Selain itu, pihak sekolah juga terpaksa menyatukan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar secara bersama-sama. ‘’Di sekolah ini terdapat delapan guru berstatus honorer, ‘’ kata Tasliah.
Kondisi serupa juga terlihat di SD Margadadi 1 dan SD Margadadi 8, Kecamatan Indramayu. Mengatasi aksi mogok guru honorer, pihak sekolah juga mengupayakan pembelajaran tetap lancar dengan penggabungan kelas.
Sekjen FKHI Kabupaten Indramayu, Nana Sugiana, mengatakan, jumlah guru honorer di Kabupaten Indramayu yang mengikuti aksi mogok mengajar ada sekitar 4.000 orang. Mereka tersebar di tingkat SD dan SMP di Kabupaten Indramayu.
‘’Tidak mengajar di sekolah, sambil merenungi nasib kami sebagai guru honorer. Aksi ini juga untuk menunjukkan kepada pemerintah bahwa kami ada, ‘’ kata Nana.
Nana mengatakan, dalam aksi mogok mengajar itu, yang menjadi tuntutan para guru honorer adalah mendesak presiden agar segera mensahkan revisi UU ASN yang berisi pengangkatan honorer secara bertahap sesuai masa kerja. Selain itu, memberikan kesejahteraan kepada honorer pendidikan sesuai dengan UMK Indramayu. Ditambah lagi, memasukkan honorer pendidikan ke dalam program BPJS.
Nana mengaku belum mengetahui sampai kapan aksi mogok mengajar itu akan mereka lakukan. Namun, secara nasional, aksi mogok akan berlangsung hingga dua minggu ke depan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ali Hasan, mengaku tak bisa melarang aksi mogok mengajar yang dilakukan para guru honorer. Pasalnya, para guru itu sedang berikhtiar untuk merubah nasib mereka menjadi lebih baik. ‘’Silahkan, itu hak mereka," kata Ali.
Ali menyebutkan, di Kabupaten Indramayu ada sekitar 5.100 guru honorer di tingkat SD maupun SMP di Kabupaten Indramayu. Dia pun sudah meminta kepada para sekolah untuk bisa mengatasi kegiatan belajar mengajar agar tetap lancar selama ditinggalkan guru honorernya.