Rabu 17 Oct 2018 07:05 WIB

Pelemahan Dolar AS Masih Berlanjut

Indeks yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia turun 0,01 persen

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing. ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya sedikit melemah pada akhir perdagangan Selasa (16/10) atau Rabu (17/10) pagi WIB.  Pelemahan dolar AS ini karena investor mempertimbangkan beberapa laporan data ekonomi terbaru.

Sementara itu, mata uang negara-negara emerging market atau negara-negara sedang berkembang cenderung menguat. Penguatan mata uang negara emerging market ini terjadi seiring meningkatnya pasar-pasar saham utama yang mencerminkan kenaikan selera risiko para investor.

Baca Juga

Produksi industri AS naik 0,3 persen pada September, Federal Reserve melaporkan pada Selasa (16/10). Angka ini mengalahkan ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,1 persen.

Tetapi, untuk kuartal ketiga secara keseluruhan, produksi industri maju pada tingkat tahunan 3,3 persen, turun dari tingkat 5,3 persen pada kuartal kedua, kata laporan itu.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Selasa (16/10), jumlah lowongan pekerjaan mencatat rekor tertinggi baru di 7,1 juta pada hari kerja terakhir Agustus.

Kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan antara kekuatan Barat dan Arab Saudi telah membebani pasar minggu ini. Arab Saudi telah berada di bawah tekanan sejak jurnalis Saudi terkemuka Jamal

Khashoggi, seorang kritikus Riyadh yang tinggal di AS, menghilang pada 2 Oktober setelah mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu raja Arab Saudi dan putra mahkota untuk mendiskusikan hilangnya Khashoggi pada Selasa (16/10), dan menteri luar negeri Turki mengatakan Pompeo akan membawa informasi tentang kasus ini ke Ankara.

Fokus ekonomi berikutnya untuk pasar adalah rilis risalah dari pertemuan Federal Reserve September pada Rabu waktu setempat, yang akan dievaluasi untuk indikasi baru tentang berapa banyak kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,01 persen menjadi 95,0482 di akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1577 dolar AS dari 1,1583 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3191 dolar AS dari 1,3154 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia berada pada 0,7138 dolar AS, tidak berubah dari angka hari sebelumnya.

Dolar AS dibeli pada 112,18 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,89 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9899 franc Swiss dari 0,9873 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,2938 dolar Kanada dari 1,2986 dolar Kanada.

sumber : Antara/Xinhuain
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement