Kamis 18 Oct 2018 14:59 WIB

Pemkab Semarang Optimalkan Tanaman Padi Lahan Kering

Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan telah menyalurkan bantuan bibit padi gogo.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Petani memanen padi.
Foto: Antara.
Petani memanen padi.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, Jawa Tengah, mengoptimalkan penanaman padi lahan kering (padi gogo) guna mengantisipasi dampak el Nino.

Terkait hal ini, Pemkab Semarang melalui Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan telah menyalurkan bantuan bibit padi gogo kepada petani di sejumlah kecamatan.

"Padi lahan kering ini memang kami optimalkan karena musim kemarau bakal mundur," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, Wigati Sunu.

Bahkan, lanjutnya, penanaman bibit padi yang bisa tumbuh pada lahan kering ini sudah mulai dilaksanakan para petani sejak satu bulan yang lalu.

Selain mengoptimalkan penanaman padi lahan kering, institusinya juga memberikan bantuan bibit tanaman jagung dan kedelai.

Bantuan bibit jagung dan kedelai ini dikhususkan untuk wilayah kecamatan yang banyak memiliki lahan pertanian tadah hujan, seperti Kecamatan Bringin, Bancak, dan Pringapus.

"Harapannya, kedua jenis tanaman ini tahan meski ditanam pada lahan yang minim ketersediaan air bagi pertanian," tambah Wigati Sunu, melalui sambungan telepon.

Di luar bantuan bibit ini, masih jelasnya, Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan juga mengoptimalkan bantuan pompa dan pembuatan sumur dalam di beberapa titik lahan pertanian.

Termasuk memaksimalkan peran serta fungsi para petugas penyuluh lapangan, guna memonitor kondisi di lapangan dan memberikan pendampingan kepada para petani.

Upaya yang telah dilakulan ini sebagai bentuk mitigasi dampak fenomena el Nino, yang diprediksi akan memberi pengaruh besar bagi pertanian yang ada di daerahnya.

Wigati Sunu juga menambahkan, sejauh ini produktivitas pertanian di wilayah Kabupaten Semarang masih tetap terjaga.

"Kendati musim kemarau kali ini masih berlangsung produksi tanaman pertanian di Kabupaten Semarang masih tidak terpengaruh," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement