REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Johnny G Plate menilai usulan kubu Prabowo-Sandi soal debat capres-cawapres di dalam kampus tidak perlu diperbincangkan lebih jauh. Menurutnya, penyelenggaran tersebut cukup diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jangan sampai kita ribut di soal-soal yang kecil. Seperti metode, cara, hoaks, argumentasi yang betul apa tidak, akibatnya program tidak ditransmisikan," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (21/10).
Johnny melanjutkan, justru yang perlu dipikirkan oleh kubu Prabowo adalah soal solusi jalan keluar ataupun program yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah di berbagai bidang. Mulai dari ekonomi, politik, sosial, keamanan, hingga pertahanan.
"Apa jalan keluarnya agar Indonesia lebih hebat. Itu yang ditunggu masyarakat, tapi sampai hari ini enggak keluar-keluar," ujarnya.
Tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf, papar Johnny, jelas menginginkan kampanye yang berkualitas. Karena itu, tim pemenangan Prabowo-Sandi sebagai peserta Pemilihan Presiden 2019 cukup mengikuti apa yang sudah diatur oleh KPU dan tidak perlu mengatur KPU.
Apalagi biaya untuk penyelenggaraan debat tersebut juga telah disediakan sehingga menurut Johnny, tidak perlu mempersoalkan di mana seharusnya debat itu digelar. KPU sebagai penyelenggara Pemilu tentu harus menggunakan dana yang sudah disiapkan.
"Yang mengatur KPU itu undang-undang. Jangan mengatur-atur KPU. Mau debat di dalam kampus, di stadion, hotel, ya boleh. Yang penting nyaman. Kan itu ditransmisikan, disampaikan melalui televisi. Jadi semua orang menonton, bahkan mungkin seperti menonton bola," katanya.
Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandiaga Uno mengusulkan debat kandidat dalam rangka Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 digelar di kampus-kampus dan melibatkan dialog dengan akademisi serta mahasiswa.
Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi Danhil Anzar Simanjuntak mengatakan dosen dan mahasiswa-mahasiswi terpilih perlu diberi kesempatan untuk mengkritisi gagasan masing-masing capres dan cawapres. Namun harus dipastikan, dosen dan mahasiswa itu bukan bagian dari politik praktis.
"Kami mengusulkan debat digelar di kampus terpilih, diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan 'menguliti' semua visi-misi kandidat, dan disiarkan langsung di televisi-televisi nasional, tidak perlu menghadirkan para pendukung di hotel misalnya jadi lebih ekonomis dan efisien," kata Danhil.