REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin menyatakan, ikhtiarnya menjadi pendamping Joko Widodo pada Pilpres 2019 bukan karena ambisi mengejar kekuasaan. Ia menegaskan, keputusan menjadi cawapres dilandasi keinginan untuk berperan dalam menghentikan berbagai konflik dan membangun perdamaian.
Menurut Kiai Ma’ruf, salah satu tokoh dunia yang memberi inspirasi bagi dirinya yakni Presiden ke-35 Amerika Serikat, John F Kennedy. Sosok yang akrab disapa JFK itu dikenal sebagai salah satu pelopor perdamaian dunia.
“JFK itu orang yang ingin membangun perdamaian, menghentikan konflik. Nah saya tertarik orang seperti itu. Karena saya juga ingin seperti itu,” ujar Kiai Ma’ruf dalam pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/10) malam.
Kiai Ma’ruf juga menceritakan ketertarikan dirinya pada film tentang perdamaian. Menurut dia, film-film yang berkisah tentang perdamaian memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah perjuangan dan upaya menyelesaikan konflik.
Kiai Ma'ruf juga mengaku sangat terinspirasi tokoh-tokoh pendiri Nahdatul Ulama (NU). Di antaranya adalah KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah. Dua tokoh ulama sekaligus tokoh bangsa itu menjadi panutan Kiai Ma’ruf dalam hal perdamaian.
Di luar itu, Kiai Ma’ruf juga masih membaca hadis fikih dan kitab-kitab tafsir. Menurutnya, fikih bisa memberi solusi atas berbagai persoalan. “Solusi fikih sering bisa menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi. Selain itu tentu buku-buku politik dan ekonomi,” jelasnya.
Sedangkan untuk kitab tafsir, cukup banyak yang menjadi referensi Kiai Ma’ruf. Di antaranya, Tafsir al-Jalalain karya Jalaluddin as-Suyuthi, kitab tafsir karya Syekh Nawawi al-Bantani yang juga leluhur Kiai Ma’ruf.