Senin 22 Oct 2018 10:31 WIB

Kota Bandung Rasa Timur Tengah

Puncak peringatan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-208 bertema Kisah 1001 Malam

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Iring-iringan peserta dengan pakaian bertema kisah Seribu Satu Malam pada acara Bandung Light Festival 2018, di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Senin (22/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Iring-iringan peserta dengan pakaian bertema kisah Seribu Satu Malam pada acara Bandung Light Festival 2018, di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jalan Asia Afrika, Kota Bandung yang sehari-harinya padat kendaraan telah berubah menjadi lautan manusia. Kerlap-kerlip lampu mewarnai sepanjang jalan bersejarah di pusat kota itu. Puncak peringatan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-208 menjadi hiburan gratis bagi warga pada Ahad (21/10).

Kawasan bersejarah yang kental dengan bangunan Belanda itu disulap mempesona khas Timur Tengah. Ibu kota Jawa Barat mendadak berlatarkan Kisah 1001 Malam. Pawai kendaraan bertemakan dongeng kerajaan yang termasyhur menghiasi kota dengan penuh keramaian.

Mobil-mobil hias berciri khas Timur Tengah membuat mata terpana dan berdecak kagum. Kubah masjid hingga istana aneka warna mewakili instansi pemerintah hingga komunitas yang ikut berpartisipasi. Permadani terbang yang menjadi identik Kisah 1001 Malam lengkap dengan lampu wasiat dan ornamen jin dalam cerita aladdin.

photo
Pawai kendaraan hias pada acara Bandung Light Festival 2018, di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Senin (22/10).

Tak ketinggalan peserta pawai yang berdandan ala ratu, Putri Jasmine, Cleopatra, Aladdin, hingga Sindbad. Patung spinx yang jadi keajaiban dunia asal Mesir juga dipilih peserta menambah daya tarik tema epik yang dipilih. Pawai ini dimulai di titik awal dari Balai Kota Bandung menuju Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika.

Salah seorang warga Kota Bandung, Avi Nurmala (24) mengaku sengaja datang untuk melihat kemeriahan gelaran Bandung Light Fest 2018. Bersama kawan-kawannya, Avi antusias menyaksikan pawai mobil hias tersebut.

"Bagus-bagus banget kendaraan hiasnya. Keren pokoknya buat hiburan," katanya.

Ia pun mengatakan acara tersebut bagus diagendakan rutin setiap tahun. Ia berharap tahun depan temanya bisa jauh lebih unik dari Kisah 1001 Malam pada tahun ini.

Tak hanya kalangan muda, kakek bernama Yayat Ruhiyat (74) juga sengaja datang bersama anak dan cucunya. Cucunya pun begitu gembira melihat pawai kendaraan hias tersebut.

"Alhamdulillah setiap tahun selalu meriah. Sekalian jalan-jalan. Apalagi nggak semua orang bisa nonton ini," ujar warga Sukaluyu itu.

Sejak pukul 17.00 WIB, ribuan pengunjung tumpah ruah di Jalan Asia-Afrika yang sengaja ditutup untuk lalu lintas kendaraan. Bahkan semakin malam, jumlah pengunjung terus meningkat. Sebanyak 80 peserta yang berasal dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi kewilayahan serta komunitas memeriahkan Bandung Pight Festival ini.

Wali Kota Bandung, Oded M Danial dan wakilnya Yana Mulyana juga hadir menyaksikan bersama dengan warga. Yana mengapresiasi gemerlap BLF. Hal itu membuatnya semakin optimis sektor pariwisata di Kota Bandung dapt semakin maju.

"Melihat keunikan dan kreativitas masyarakat, menjadi energi baru bagi dunia pariwisata Kota Bandung. Pariwisata akan semakin tumbuh ke depan dengan berbagai suguhan destinasi yang tambah menarik," kata Yana dalam sambutannya.

photo
Pawai kendaraan hias pada acara Bandung Light Festival 2018, di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Senin (22/10).

Pawai BLF 2018 ini melalui rute yang lebih pendek dari tahun lalu. Biasanya, arak-arakan dimulai dari halaman Gedung Sate. Tahun ini, karena bertepatan dengan perayaan Hari Santri Nasional di Lapangan Gasibu, rute Bandung Light Festival dimulai dari Taman Vanda, langsung menuju Jalan Lembong dan Jalan Asia Afrika

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Dewi Kaniasari mengungkapkan, BLF merupakan penutup rangkaian peringatan HUT ke-208 Kota Bandung. Acara ini selalu dinanti oleh warga Bandung maupun wisatawan.

"Kegiatan ini adalah puncak kemeriahan HUT Kota Bandung. Agenda ini bagian dari cara untuk menarik wisatawan untuk datang ke Kota Bandung," tutur Dewi.

Pawai kendaraan hias ini dimulai denagn rute Jalan Merdeka - Lembong - Tamblong - Asia Afrika dan berakhir di Gedung Merdeka. Tak hanya Bandung Light Festival di tempat yang sama juga digelar Bandung Halal Culinary. Para pengunjung dapat memanjakan perut dengan makanan-makanan khas Kota Bandung di Jalan Sukarno.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement