REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi Jawa Barat menjadikan ekonomi kreatif sebagai unggulan daerah. Alasannya, Sukabumi tidak memiliki lahan yang luas dan hanya mengandalkan potensi sumber daya manusia (SDM).
‘’ Pada era revolusi industri ke empat saat ini ada satu hal yang tidak bisa dihindarkan yakni tumbuhnya ekonomi kreatif,’’ ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada Republika, Senin (22/10).
Revolusi industri ke empat ditandai dengan kolaborasi antara teknologi dan informasi. Munculnya ekonomi kreatif ini ungkap Fahmi sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah. Dalam bab ajaran agama Islam khsusunya fiqih pun berisi ekonomi kreatif dalam pandangan Islam.
Hal inilah ungkap Fahmi yang menjadikan dunia termasuk Sukabumi berupaya kembali memajukan ekonomi kreatif. Pasalnya bidang ekonomi kreatif tidak pernah lekang dengan perkembangan zaman. Fahmi mengatakan, pemerintah daerah mengajak orangtua untuk mengajarkan ekonomi kreatif sehingga sudah sejak dini mereka dikenalkan mengenai ekonomi kreatif.
Terlebih lanjut Fahmi, ekonomi kreatif begitu luas cakupannya. Di sisi lain kreatifitas juga dibutuhkan dalam penyelesaiaan berbagai bidang. Misalnya dalam penyelesaian bidang kedinasan maupun kenegaraan.
Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami menambahkan, sudah saatnya ekonomi kreatif muncul karena sesuai dengan perkembangan zaman milenial seperti sekarang ini. ‘’ Bahkan sudah sejak lama di Sukabumi berkembang ekonomi kreatif namun memang belum terpublikasi,’’ cetus dia.
Oleh karena itu sambung Andri, ke depan pemkot akan menjadikan daerahnya sebagai Sukabumi Kreatif City. Pertimbangan utamanya karena Sukabumi tidak punya sumber daya alam akan tetapi memunculkan potensi SDM tentang ekonomi kreatif. Rencana ini pun akan mendapatkan dukungan dari lembaga internasional.