Selasa 23 Oct 2018 09:27 WIB

Pembunuhan Khashoggi, Bos CIA Terjun Langsung ke Turki

Presiden Erdogan berjanji akan mengunkap sepenuhnya kebenaran kasus ini.

Rep: Fira Nursya'bani/Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur CIA Gina Haspel dilaporkan telah terbang ke Turki pada Senin (22/10) di tengah kegemparan internasional atas kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Kunjungan tersebut dilakukan saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (23/10) dini hari berjanji akan mengungkapkan sepenuhnya kasus yang diduga ditutup-tutupi oleh Saudi.

Kedatangan Haspel menunjukkan upaya komunitas intelijen AS, untuk memperoleh informasi dari Turki, termasuk rekaman audio yang mengungkap aksi pembunuhan itu. Pejabat intelijen AS meragukan pernyataan Saudi yang mengatakan orang-orang mereka telah membunuh Khashoggi tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari para pemimpin Saudi.

Baca Juga

"Saya tidak puas dengan apa yang saya dengar dari Arab Saudi dan berjanji untuk mencari tahu apa yang terjadi," ujar Presiden AS Donald Trump, pada Senin (22/10), dikutip The Washington Post.

“Kami memiliki orang-orang intelijen papan atas di Turki. Kami akan melihat apa yang kami dapatkan. Saya akan tahu banyak besok. Mereka akan kembali malam ini atau besok pagi. Tetapi kami memiliki orang-orang di Arab Saudi dan di Turki," tambah dia.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Seorang juru bicara CIA menolak berkomentar mengenai kabar kunjungan Haspel ke Turki. Pejabat lain bersedia berbicara secara anonim tentang kebenaran hal itu, karena sifat kunjungan yang sensitif.

photo
Pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi

Perhatian utama Washington adalah Erdogan akan mengungkapkan rincian tentang pembunuhan Khashoggi yang melibatkan Putra Mahkota Mohammad bin Salman, penguasa de facto kerajaan, yang telah menjadi sekutu utama bagi pemerintahan Trump.

Pada Sabtu (20/10), Pemerintah Saudi mengakui Khashoggi telah dibunuh oleh agen Saudi setelah ia mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Pangeran Muhammad bin Salman membantah mengetahui tentang pembunuhan itu dan Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, menyebut aksi itu dilakukan oleh sekelompok orang yang bertindak di luar persetujuan pangeran.

Penyidik Turki menyimpulkan beberapa hari lalu bahwa Khashoggi dibunuh dan dimutilasi oleh tim elite Saudi yang dikirim ke Istanbul. Setidaknya ada 12 anggota tim itu yang terhubung dengan layanan keamanan Saudi, dan beberapa memiliki hubungan dengan Pangeran Mohammed. Informasi ini didapatkan dari peninjauan catatan paspor, media sosial, laporan media lokal, dan materi lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement