REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menanggapi pernyataan calon presiden urut nomor 2 Prabowo Subianto, yang mengatakan bahwa 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi pas-pasan. Jusuf Kalla mengatakan, data yang disampaikan oleh Prabowo tersebut mungkin diambil dari data internasional.
"Soal 99 persen mungkin dia ambil data yang internasional, memang kita juga kena," ujar JK di kantornya, Selasa (23/10).
Jusuf Kalla tak menampik, di Indonesia memang masih ada sebagian masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan. Namun, bukan berarti seluruh masyarakat Indonesia secara mayoritas hidup dalam kemiskinan. Di sisi lain, masih ada golongan menengah ke atas yang membantu mendorong pertumbuhan roda perekonomian.
"Bahwa di Indonesia itu, satu persen orang kaya menguasai 60 persen aset nasional, itu diambil secara umum. Tapi, tidak berarti itu diambil semua bahwa ada yang miskin iya, tapi enggak miskin semua," kata Jusuf Kalla.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018. Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.
Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu September 2017, persentase kemiskinan tercatat sebesar 10,12 persen atau setara dengan 26,58 juta orang penduduk miskin di Indonesia.
Pernyataan 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi yang pas-pasan dilontarkan Prabowo saat menghadiri Deklarasi Emak-emak Binangkit relawan Prabowo-Sandi di Pendopo Inna Heritage Hotel Denpasar, Bali, Jumat (19/10/2018). Saat berdialog dengan ratusan emak-emak pendukungnya, Prabowo memaparkan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Menurut Prabowo, setelah 73 tahun Indonesia merdeka, masih banyak rakyat yang hidup kelaparan serta sulit mendapatkan pekerjaan.