Rabu 24 Oct 2018 10:40 WIB

Pembunuhan Khashoggi, Raja Salman tak Tinggal Diam

Saudi akan menahan siapapun yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi akan menahan orang-orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Seperti dilansir Arab News, Rabu (24/10), selama pertemuan kabinet dipimpin oleh Raja Salman, Kerajaan berjanji akan meminta pertanggungjawaban kepada semua orang yang telah gagal dalam melaksanakan tugas mereka, tanpa peduli jabatan orang tersebut.

“Langkah-langkah itu untuk mewujudkan kepentingan kepemimpinan kerajaan dan kesungguhannya bagi keselamatan semua warga negara, dan tekad mereka bahwa langkah-langkah ini tidak akan berhenti dengan meminta pertanggungjawaban secara langsung, tetapi juga untuk memasukkan tindakan korektif dalam hal ini," kata pernyataan itu.

Kabinet mencatat bahwa Raja Salman telah memerintahkan pembentukan komite kementerian, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Komite itu akan merestrukturisasi badan intelijen umum. Selama pertemuan itu, Raja Salman juga melakukan panggilan telepon dengan  Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Kabinet menekankan bahwa Kerajaan Arab Saudi menggunakan pendekatan yang berasal dari Syariah Islam dan ketentuannya didasarkan pada pemenuhan HAM, meningkatkan pilar, nilai-nilai keadilan serta memperkuat norma-norma dasar.

Sebelumnya diberitakan, Amerika Serikat (AS) akan mencabut visa 21 warga Arab Saudi yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, mereka juga akan dibuat tidak memenuhi syarat jika kembali mengajukan visa AS.

"Dua puluh satu warga Saudi yang diduga terlibat dalam kematian Jamal Khashoggi akan dicabut visanya atau tidak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan visa masuk ke Amerika Serikat," kata Nauert pada Selasa (23/10) sore.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS lainnya mengatakan kepada CNN, departemen berwenang untuk mencabut visa berdasarkan informasi yang terungkap setiap saat. Informasi itu bisa menunjukkan bahwa pemegang visa mungkin tidak dapat diterima di AS atau tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement