REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, Turki tak akan membiarkan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi lolos. Turki akan memburu pelaku dan dalang yang mengintruksikan pembunuhan.
"Kami tekankan tak akan membiarkan kasus ini ditutup-tutupi, kami memastikan mereka yang menginstruksikan pembununan ini diadili," ujar Erdogan saat berbicara di Ankara, Rabu (24/10).
Ia mengaku sejumlah pihak tak nyaman dengan sikapnya yang mengungkapkan fakta investigasi pembunuhan. Namun hal itu tak membuatnya berhenti. Erdogan berjanji akan terus membagikan bukti ini secara transparan.
"Kami akan terus mengungkap bukti secara tranparan ke rekan kami untuk membuka tabir gelap pembunuhan ini," katanya.
Jamal Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober saat mengurus dokumen pernikahan di Konsulat Saudi di Istanbul. Sehari sebelumnya, Erdogan buka-bukaan di depan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Ia mengatakan, pembunuhan tersebut sudah direncanakan.
"Ini sudah jelas operasi ini tidak terjadi tiba-tiba, ini operasi yang direncanakan, siapa orang yang memerintahkan orang-orang ini datang? Kami sedang mencari jawabannya," kata Erdogan, seperti dilansir dari Middle East Eye, Selasa (23/10).
Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.
Dalam pidatonya tersebut, Erdogan membenarkan laporan-laporan di media massa yang belum terkonfirmasi. Seperti adanya 15 tersangka yang terbang ke Istanbul dari Arab Saudi beberapa jam sebelum Khashoggi dibunuh. "Ini Orang-orang pertahanan, intelijen, dan forensik," ujar Erdogan.
Ia mengatakan, Arab Saudi sudah menahan 18 orang tersangka yang terlibat dalam kasus ini. Erdogan menambahkan, 18 orang tersebut ialah 15 orang yang datang ke Turki dan tiga staf konsulat.
"Saya tak meragukan kejujuran Raja Salman, tetapi hal terpenting investigasi penting akan berjalan tak memihak dan sebuah komite yang fair dan tak terkait dengan pembunuhan ini," katanya.