Kamis 25 Oct 2018 01:05 WIB

Untuk Pertama Kali, Muhammad bin Salman Kontak Erdogan

Pembahasan berlangsung seputar kasus Khashoggi.

Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman
Foto: The Telegraph
Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Untuk pertama kalinya, sejak kasus terbunuhnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi mencuat, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS) melakukan komunikasi melalui telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Komunikasi tersebut atas permintaan MBS di tengah tekanan dunia internasional dan merebaknya asumsi yang menyeret nama MBS dalam dugaan terlibat daftar otak pembunuhan Khashoggi. 

Mengutip Aljazeera, seperti dinukilkan Anadolu, Selasa (24/10), menurut sumber otoritas Turki, percakapan berlangsung seputar kerjasama kedua belah pihak untuk mengungkap detail pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi, Istanbul, Turki. Masih menurut sumber yang sama, pembicaraan keduanya juga membahas langka-langkah apa yang harus ditempuh menghadapi kasus ini. 

Pembicaraan ini tentu cukup siginfikan, di tengah dugaan kuat Ankara terkait keterlibatan MBS dalam pembunuhan ini. Salah satu penasihat Kepresidenan Turki menuduh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) bertanggung jawab atas kematian jurnalis Jamal Khashoggi. Komentar tajam itu dikatakan oleh orang dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan lewat tulisannya di Kolom Yeni Birlik. 

"Ini adalah aib yang sampai ke Putra Mahkota (Muhammad bin) Salman (MBS)," ujar Penasihat Kepresidenan Turki, Ilnur Cevik di kolom Yeni Birlik seperti dikutip Reuters, Rabu (24/10).

Menurutnya, lima anggota tim eksekusi Khashoggi merupakan tangan kanan Putra mahkota (Muhammad bin) Salman. Orang-orang itu, kata dia, tentu tidak akan bertindak apapun tanpa sepengetahuan MBS. "Bahkan jika Presiden AS Trump menyelamatkan (Mohammed bin) Salman, di mata dunia dia adalah orang yang dipertanyakan dengan darah Khashoggi di tangannya," tulis Cevik 

Secara terpisah, Muhammad bin Salman (MBS) menyatakan, peristiwa terbunuhnya jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi sangat menyakitkan bagi seluruh warga Saudi dan dunia, bahkan bagi tiap manusia.

Pernyataan itu disampaikan di hadapan peserta Konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan (FII) di Riyadh, Rabu (24/10). Dalam kesempatan itu, mengutip Alarabiya, MBS mendapat kesempatan berbicara bersama Raja Bahrain Emir Salman bin Hamad Alu Khalifah, Perdana Menteri Lebanon Sa’ad al-Hariri. Hadir dalam pertemuan itu pula Wwakli Menteri Uni Emirat Arab.

Menurut  MBS yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi ini, peristiwa Khashoggi sangat sadis dan tidak bisa dibenarkan. Kerajaan berkomitmen memberlakukan prosedur hukum untuk sampai pada hasil terakhir dan mengganjar pelaku dengan balasan setimpal. 

Terkait hubungannya dengan Turki pascainsiden Khashoggi ini, MBS menegaskan, hubungan kedua negara akan tetap baik-baik saja selama ada Raja Salman dan Presiden Turki, Erdogan. 

 

 

   

  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement