Kamis 25 Oct 2018 11:09 WIB

Gerakan Emas Menurut Rahayu Saraswati

Gerakan ini dilandasi keprihatinan akan kecukupan gizi pada anak

Rahayu Saraswati saat menggelar deklarasi Gerakan Emas, Rabu (24/10) di Jakarta Timur.
Foto: istimewa
Rahayu Saraswati saat menggelar deklarasi Gerakan Emas, Rabu (24/10) di Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota komisi VIII DPR, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menggelar deklarasi Gerakan Emas, Rabu (24/10) di Jakarta Timur. Wanita yang akrab disapa Sara ini menjelaskan, gerakan masyarakat ini terinspirasi dari keprihatinan terhadap nasib dan masa depan generasi muda yang bermasalah dengan kecukupan gizi ketika bertumbuh.

Sara merangkul gerakan masyarakat ini dan memperkenalkannya kepada teman-teman sesama perempuan. Ibu Nur Asia, istri dari Sandiaga Uno pun sangat tertarik untuk mendukung gerakan ini hingga akhirnya menjadi ketua umum Gerakan Emas.

"Dalam diskusi itu ada kesepahaman antara ibu Nur Asia dan kelompok masyarakat untuk bersama-sama mengampanyekan kewaspadaan kepada ibu hamil dan balita terhadap ancaman gizi buruk," ujar politisi yang kembali mencalonkan diri kembali menjadi anggota DPR RI dari Dapil III DKI Jakarta ini.

Sara mengatakan data World Bank menyebutkan hampir 9 juta atau 37 persen anak balita yang tercatat di Indonesia terhambat pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikirnya.

Jumlah ini menempatkan Indonesia dalam peringkat negara ke-lima di dunia dengan prevalensi jumlah terbanyak anak-anak penderita stunting.

Kondisi stunting berdampak pada kegagalan pertumbuhan, keterlambatan kognitif anak, serta produktivitas yang rendah sehingga lebih sulit untuk berkompetisi.

Penderita juga mengalami daya tahan tumbuh rendah sehingga berdampak pada resiko gangguan metabolik.

"Dampak gizi buruk ini sangat luas, bukan hanya masa depan anak, tapi masa depan bangsa.  Karena itu perlu perubahan yang radikal dalam upaya pencegahan gizi buruk ini," ujar aktivis perempuan ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement