REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Jalur darat menuju Kulawi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, putus total pada Sabtu (20/10) pekan lalu akibat bencana tanah longsor. Kini, jalur tersebut sudah terbuka kembali setelah diperbaiki oleh dinas Pekerjaan Umum bersama tim relawan dan juga aparat TNI dan Polri.
"Jalan Salua-Sadaunta sejak pagi hari sudah bisa dilewati kendaran sepeda motor dan mobil," kata Rendir, salah seorang sopir angkutan pedesaan Kulawi-Palu,Jumat (26/10).
Ia mengatakan meski medan jalannya masih memprihatinkan karena di sisi kiri dan kanan adalah jurang dan banyak titik longsor, namun bersyukur kendaraan sudah bisa melintas lagi.
Selama jalur itu putus akibat tertimbun longsor, masyarakat dari dan menuju Kulawi dan tiga kecamatan lainnya yakni Kulawi Selatan, Lindu dan Pipikoro terpaksa berjalan kaki menyusuri hutan dan aliran sungan selama tiga jam. Setelah sampai di Desa Salua dan Sadaunta baru melanjutkan perjalanan dengan kendaraan ojek dan angkutan umum yang siap mengantar warga sampai ke tujuan.
Tim relawan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) tertahan di kecamatan Kulawi, salah satu wilayah di kabupaten Sigi yang terkena bencana gempa bumi.
Jalur Salua-Sadaunta selama ini rawan longsor karena hutan yang ada di wilayah itu diduga kuat sudah gundul dan juga karena konstruksi tanah labil. Begitu hujan lebat mengguyur wilayah tersebut badan jalan sering tertutup longsor.
Karena jalurnya rawan longsor, pemerintah sebaiknya menempatkan alar berat agar sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membersihkan badan jalan yang tertimbun. Hal itu bertujuan agar tidak sampai melumpuhkan akses arus lalu lintas kendaraan bermotor dari dan menuju Kulawi dan kecamatan lainnya.
Wiwin, seorang anggota Brimob Polda Gorontalo yang hampir sebulan terakhir ini di BKO-kan ke Palu dan Sigi pasca gempabumi dan tsunami membenarkan akes jalan sudah terbuka kembali. Sekarang ini, kata dia, badan jalan yang tadinya tertimbun sudah bisa dilewati. Penyaluran bantuan logistik untuk korban gempabumi di empat kecamatan di Kabupaten Sigi yang sebelumnya menggunakan helokopter karena badan jalan terputuh total, kini sudah bisa didistribusikan lewat jalur darat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi menyebutkan gempabumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018 tercatat ada 13 dari 15 kecamatan di daerah itu terdampak parah bencana alam gempa. Empat kecamatan terdampak gempa, semuanya harus melalui akes jalan darat Palu-Salua-Kulawi.
"Kalau jalur itu putus, maka tidak ada jalan lain kecuali berjalan kaki atau naik helikopter," kata Kepala Bidang Rehabilkitasi dan Rekronstuksi BPBD Sigi, Gayus Sampe.
Kabupaten Sigi termasuk daerah yang cukup parah diterjang gempabumi karena banyak bangunan, infranstruktur jalan, jembatan, listrik dan jaringan telekomunikasi yang rusak. Juga bendungan dan jaringan irigasi, khususnya di Kecamnatan Sigibiromaru dan Dolo hancur sehingga mengancam produksi pertanian, termasuk beras di daerah itu menurun drastis.
Korban jiwa mencapai 200-an jiwa dan luka-luka lebih dari 600 orang. Kerugian material belum dapat dirinci karena masih sementara dalam inventarisasi pihak-pihak berkompoten.
Baca juga, Akses Jalan Tertutup Longsor, Tim MER-C Tertahan di Kulawi