REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menolak permintaan Ankara untuk mengekstradisi 18 warga Saudi yang merupakan pelaku pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi.
"Orang-orang itu adalah warga negara Saudi. Mereka ditahan di Arab Saudi, dan penyelidikan dilakukan di Arab Saudi, dan mereka akan dituntut di Arab Saudi," kata Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir pada sebuah forum pertahanan regional di Bahrain.
Dilansir Aljazirah, Ahad (28/10), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang pada Jumat meminta agar 18 tersangka pembunuhan Khashoggi diekstradisi ke Turki.
Erdogan juga mengaku telah menyampaikan rincian kasus Khashoggi dalam pembicaraan bilateral selama pertemuan di Suriah dengan para pemimpin Rusia, Prancis dan Jerman.
Berbicara pada konferensi pers bersama setelah pertemuan puncak di Istanbul, Erdogan mengatakan Riyadh perlu menjelaskan siapa yang mengirim 18 orang itu ke Turki. Namun, ia mengaku menghargai kesimpulan dari diskusi antara jaksa Turki dan Saudi, yang akan bertemu pada hari ini waktu setempat.
Khashogghi dinyatakan hilang pada saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Pohak berwenang Turki menyakini bahwa Khashogghi dibunuh di dalam konsulat dan jasadnya dimutilasi.
Pemerintah Saudi sempat membantah klaim Turki. Namun sepekan yang lalu Saudi membenarkan kematian Khashoggi. Menurut Saudi, Khashogghi terlibat perkelajian hingga menyebabkan kematiannya. Klaim Saudi ini diragukan oleh dunia internasional dan organisasi HAM.