Selasa 30 Oct 2018 17:12 WIB

Keluarga Cari Barang Korban JT610 di Tanjung Priok

Keluarga ingin membawa barang milik kerabatnya.

Kapal motor dari kepolisian tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (30/10), usai evakuasi korban Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat.
Foto: Republika/Sadly Rachman
Kapal motor dari kepolisian tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (30/10), usai evakuasi korban Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eni Siti Nuraini beserta anak dan kerabatnya mendatangi posko evakuasi JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10). Dia mencari barang suaminya yang menjadi korban pesawat Lion Air JT 610.

Eni mengaku datang ke posko tersebut karena diarahkan oleh Rumah Sakit Polri. "Saya menunggu kepastian tentang suami saya tetapi tidak ada kepastian. Lalu rumah sakit mengarahkan saya ke sini untuk melihat barang suami saya," kata Eni sambil menahan tangis.

Mereka yang asli warga Tasikmalaya itu segera berangkat ke Jakarta setelah mendengar peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). Anaknya pun telah melakukan uji DNA untuk dicocokkan pada jenazah yang ada.

Eni mengatakan terakhir kali berbicara pada suaminya Ahmad Endang Rochmana pada Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB saat korban telah sampai di bandara. Eni masih ingat dikenakan oleh suaminya, yaitu tas ransel merah, jaket kulit berwarna coklat, topi biru, dan baju polo.

Dia mengatakan hanya ingin membawa pulang barang-barang serta jenazah suaminya untuk dimakamkan di Tasikmalaya. Suaminya memang sering berangkat Jakarta-Pangkal Pinang dua pekan sekali karena dia bekerja di Kantor Wilayah Dirjen Pembendaharaan di Pangkal Pinang.

"Dua pekan sekali memang suami saya pulang, dia memang sering naik Lion Air karena maskapai tersebut ada penerbangan paling pagi," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement