REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) sedang mengawasi persiapan Korea Utara (Korut) menyambut inspeksi badan internasional di sejumlah tempat uji coba misil dan nuklir mereka. Kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan hal itu diungkapkan oleh anggota legislatif Korsel Kim Min-ki.
Anggota Partai Demokrat yang sedang berkuasa, Min-ki mengatakan badan intelijen Korsel sedang mengawasi apa yang mereka yakini sebagai persiapan Korut menyambut para ahli yang datang untuk memeriksa senjata nuklir mereka. Kabarnya inspeksi dilakukan ditempat ujicoba nuklir di Punggye-ri dan tempat peluncuran misil Sohae.
"(Mereka) melakukan persiapan dan kegiatan intelijen yang tampaknya persiapan untuk kunjungan para pengawas asing," kata Min-ki, Rabu (31/10).
Akan tetapi, tidak ada pergerakan yang signifikan di komplek nuklir Yongbyon. Korut sudah menghentikan uji coba nuklir dan misil mereka sejak tahun lalu. Tapi, mereka masih melarang inspeksi internasional di Punggye-ri.
Larangan tersebut menimbulkan kecaman masyarakat internasional. Pada September lalu, akhirnya Pemimpin Korut Kim Jong-un dalam pertemuannya dengan Presiden Korsel Moon Jae-in berjanji akan menutup Sohae dan membiarkan ahli internasional untuk memeriksa tempat ujicoba nuklir mereka.
Pada saat itu, Moon mengatakan Korut bersedia pemeriksa internasional untuk mengamati proses pembongkaran secara permanen fasilitas misil yang mereka miliki. Langkah selanjutnya Korut akan menutup kompleks nuklir Yongbyon, sebagai timbal balik atas pergerakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
AS menuntut Korut untuk menutup seluruh fasilitas misil dan nuklir mereka sebelum menyetujui tujuan akhir dalam pertemuan di Singapura bulan Juni lalu. Korut ingin AS dan masyarakat internasional mencabut sanksi dan mengakhiri Perang Korea.
Pemerintah AS sempat tidak yakin dengan komitmen Kim Jong-un menyerahkan senjata nuklirnya. Tapi janji Korut dalam pertemuannya dengan Korsel menarik perhatian Presiden AS Donald Trump.