REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menekankan kesediaannya menjadi pendamping Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 demi kepentingan penguatan umat. "Kepentingan saya adalah umat, bukan bisnis. Saya tak punya bisnis," katanya saat bersilaturahim dengan para kiai dalam acara bertajuk "Sambung Hati" yang diselenggarakan PC NU Banyuwangi, di Hotel Santika, Banyuwangi, Rabu.
Sebagaimana keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Ma'ruf mengatakan Presiden Joko Widodo memiliki komitmen untuk memperkuat ekonomi umat. Hal tersebut pernah disampaikan Jokowi saat membuka Kongres Ekonomi Umat 2017, yang mengukuhkan Arus Baru Ekonomi Indonesia yang berintikan membangun ekonomi dari bawah.
Jokowi, kata dia, memiliki program redistribusi aset kepada masyarakat bawah, termasuk ke kalangan pesantren. ''Dia berpihak kepada ekonomi kerakyatan dan keumatan,'' kata Ma'ruf. ''Dia membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah dan Pak Jokowi sendiri mau jadi ketuanya.''
Selain itu, menurut Ma'ruf, Jokowi ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia. Jokowi juga ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia.
Dalam pertemuan yang dihadiri para pengurus syuriah dan tanfidziyah NU Banyuwangi itu, Ma'ruf kembali menegaskan misinya untuk menjaga kesepakatan bersama antara umat Islam dengan elemen bangsa lainnya. Konsensus nasional yang dimaksud adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai pijakan NKRI.
''Saya menyebut Indonesia sebagai darul mitsaq, negara perjanjian. Ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad di Madinah dengan berbagai kelompok,'' jelasnya. Saat ini, kata Kiai Ma'ruf, ada upaya yang mengarah untuk mengganti kesepakatan itu.