REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj megungkapkan bahwa pada 2024 ada indikasi ditemukan pihak yang ingin menegakkan sistem khilafah di negara-negara Asean. Termasuk di Indonesia. Namun, dia berharap rencana itu tidak terwujud.
"Saya baca kalau tidak salah. Ada rencana tahun 2024, ada yang merencanakan harus sudah ada khilafah di Asean ini, termasuk di Indonesia," ujar Kiai Said saat konferensi pers bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/10) malam.
Namun, Kiai Said yakin NU dan Muhammadiyah akan mampu menangkal rencana penegakan khilafah tersebut. Karena, bagi kedua ormas Islam besar ini NKRI sudah final dan Pancasila tidak bisa digantikan dengan khilafah.
"Mudah-mudahan mimpi ini tidak terjadi, tidak akan terlaksana berkat adanya NU dan Muhammadiyah, sebagai ormas yang menjaga kekuatan civil society, dulu sekarang dan seterusnya," ucap Kiai Said.
Saat ditanya lagi soal siapa yang mempunyai rencana tersebut, Kiai Said dengan tegas mengatakan bahwa salah satunya adalah organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah resmi dibubarkan pemerintah. Sayangnya, karena sudah lama, Kiai Said lupa di mana dirinya membaca soal adanya rencana penegakan khilafah itu.
"Di mana ya bacanya. Kayaknya ada bacaan itu. Ya HTI. Siapa lagi," kata Kiai Said saat ditanya wartawan.
Namun, tambah Kiai Said, yang jelas jika ada kelompok yang merongrong NKRI, maka NU akan melawannya. "Yang jelas beginilah. Siapun, atas nama apapun, kelompok manapun kalau merongrong NKRI, Pancasila, ya itu kita anggap lawan kita. Harus kita lawan," tutup Kiai Said.