Kamis 01 Nov 2018 21:20 WIB

Jepang Tawarkan Kelengkapan Fasilitas Destinasi Wisata Halal

Jepang menyediakan masjid, mushala, hingga restoran halal untuk wisatawan muslim.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Senior Advisor Asosiasi Bisnis Halal Jepang Fumihiro Sakai saat di Studio Republika TV, Kamis (1/11).
Foto: Fafa/Republika
Senior Advisor Asosiasi Bisnis Halal Jepang Fumihiro Sakai saat di Studio Republika TV, Kamis (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri pariwisata Jepang membidik wisatawan muslim dari Indonesia. Asosiasi Bisnis Halal Jepang telah memastikan kenyamanan para wisatawan muslim di negeri Sakura.

Senior Advisor Asosiasi Bisnis Halal Jepang Fumihiro Sakai menjelaskan bahwa kota- kota utama pariwisata Jepang telah menyediakan masjid, mushala, dan banyak restoran halal.

"Untuk menyambut wisatawan muslim pada Olimpiade 2020, pemerintah telah menyediakan sekitar 100 masjid, 1000 mushola serta restoran-restoran halal," ujar Sakai saat berkunjung ke Republika.co.id, Kamis (1/11).

Fasilitas- fasilitas tersebut dapat ditemui oleh para wisatawan muslim di stasiun-stasiun besar di tiap prefektur di Jepang. Selain itu, restoran-restoran halal di sana juga mulai menyediakan mushala untuk para konsumen. Pemerintah Jepang bahkan menyediakan Mobile Mosque atau mesjid berjalan yang mempermudah wisatawan muslim mencari tempat beribadah.

Menurut Sakai, meskipun tidak banyak warga Jepang yang beragama Islam, namun mereka kini sudah mulai terbuka dengan industri halal. Potensi industri halal global yang besar, khususnya dari Indonesia, membuat Jepang membuka diri dengan konsep muslim friendly tour.

"Korea dan Cina banyak yang datang ke Jepang, tapi wisatawan muslim, seperti dari Indonesia, potensinya lebih banyak," ujar pemilik Samurai Travel Inc.

Pemerintah bahkan banyak membuat seminar untuk warga lokal mengenai muslim dan industri halal. Peminatnya, kata Sakai, sangat banyak, dan itu menunjukkan bahwa masyarakat Jepang sangat tertarik untuk mengembangkan wisata ini.

"Orang Jepang masih banyak belajar mengenai itu. Restoran, karena mereka mau banyak konsumen, jadi mereka belajar menyiapkan makanan halal," kata Sakai.

Dengan berbagai persiapan itu, penduduk serta pelaku industri di kota-kota yang menjadi tujuan utama para wisatawan seperti Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hokkaido dinilai telah siap menjamu para wisatawan muslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement